Mohon tunggu...
Andre Vincent Wenas
Andre Vincent Wenas Mohon Tunggu... Konsultan - Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pelintas Alam | Kolomnis | Ekonomi | Politik | Filsafat | Kuliner

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Proses Kepemimpinan Bisnis yang Membentuk Budaya Korporasi

14 Januari 2020   15:57 Diperbarui: 14 Januari 2020   16:26 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

*Proses Kepemimpinan Bisnis yang Membentuk Budaya Korporasi*

Oleh: *Andre Vincent Wenas*

"We don't have enough people to move fast enough for the opportunities that the whole service horizon opens up." - Jack Welch, 1999.

Kementerian BUMN Cari Calon Dirut Garuda dari Eksternal Kementerian. Begitu kepala berita yang muncul baru-baru ini di berbagai media. Dari luar kementerian katanya  demi terhindar dari kontaminasi permasalahan internal.

"Pastinya, kami mencari sosok yang terbaik. Tidak terkontaminasi permasalahan-permasalahan di Garuda Indonesia dan mampu membuat maskapai terbang tinggi, termasuk tidak merugi," ujar Arya Sinulingga, Staf Khusus Kementerian BUMN.

Di samping itu, Kementerian BUMN selaku pemegang saham juga sedang mencari sosok dirut yang mengerti persoalan keuangan, memiliki kemampuan manajemen yang kuat, serta profil yang dapat membenahi sengkarut di internal Garuda Indonesia. Kalau ada calon dari internal Garuda juga bisa dipertimbangkan, alasannya agar dapat mengetahui kondisi internal maskapai tersebut.

Selain jajaran direksi, Arya menuturkan Kementerian BUMN juga akan melakukan sedikit penyegaran di level komisaris. Kabarnya nama IgnasiusJonan masuk dalam bursa calon dirut Garuda menggantikan Ari Askhara yang dipecat karena kedapatan menyelundupkan Harley Davidson dan Brompton pada akhir tahun lalu.

Intinya, korporasi bisnis di Indonesia, BUMN maupun swasta, mestilah sigap dalam manajemen perubahannya. Peta bisnis mesti kerap dibaca ulang dan kalau perlu direvisi, lantaran business-landscape-nya memang bergerak terus.

Organisasi bisnis yang berkiprah di kancah persaingan global memang semakin dituntut untuk punya radar-bisnis yang lebar cakrawalanya dan semakin panjang spektrumnya serta semakin tinggi sensitivitasnya. Bagaimana caranya?

Belajar dari kiat kepemimpinan sang CEO abad-20, Jack Welch, yang selalu berpikir tepat (lantaran mampu mengajukan pertanyaan yang tepat untuk dipikirkan), dan mampu menekan tombol yang tepat untuk menggerakkan organisasinya yang berskala gigantik. Tombol itu adalah: using the brains of all your workers!

Ajukan pertanyaan yang tepat. Karena jenis pertanyaan itulah yang akan menentukan penggunaan energi kolektif memang dipakai demi menggerakkan organisasi ke arah yang tepat pula. Segenap tenaga organisasional bakal dihabiskan untuk meresponi pertanyaan-pertanyaan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun