Mohon tunggu...
FIRITRI
FIRITRI Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Penulis, Penulis Mojokerto, Blogger dan Pembawa Acara yang tertarik dalam Human Interest, Budaya serta Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Sampah Menjadi Rupiah dengan Cinta

7 Oktober 2019   19:52 Diperbarui: 7 Oktober 2019   19:51 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah di daerah kita memang menjadi masalah tersendiri dan sudah menjadi masalah serius. Pengelolaan sampah bukan hanya wilayah pemerintah saja tetapi kewajiban semua elemen masyarakat untuk menjaga lingkungan tetap lestari tanpa keberadaan sampah.

Tetapi semua kegiatan manusia pasti akan menimbulkan sampah.

lantas apa yang harus kita lakukan? Saya lihat saat saya dalam perjalanan dari Puri ke Mojokerto untuk kerja selalu ada pemandangan sampah di pinggir jalan. Seperti penyakit menular, tumpukan sampah tersebut awal mula sedikit lama kelamaan banyak yang menganggap itu adalah tempat sampah dan akhirnya banyak yang membuang sampah di satu tempat tersebut.

Lalu? apakah kita seperti ini terus? Mojokerto akan menjadi penuh dengan sampah.

Dulu PBB Menetapkan Hari Habitat pada tahun 1985 dan mulai memperingati pertama kali pada tahun 1986. Hari Habitat Sedunia memiliki tujuan untuk merefleksikan keadaan perkotaan dan pemenuhan hak dasar untuk memiliki tempat tinggal yang memadai. Setiap tahun hari habitat mempunyai tema yang berganti sesuai isu terbaru.

Tema hari hari habitat 2019 ini adalah "Teknologi terdepan sebagai alat inovatif untuk mengubah sampah menjadi kekayaan". Isu terbaru saat ini adalah dunia memang sedang dilanda masalah krusial yaitu sampah. 

Menghancurkan sampah adalah hal mudah dengan membakar menimbun dan lainnya tetapi akan merusak lingkungan karena membakar akan menghabiskan oksigen dan menimbulkan cemaran karbon serta racun lainnya. Menimbun pun juga demikian.

Oleh karena itu PBB membuat tema, sampah harus jadi kekayaan berupa uang. Wah teknologi, seolah akan mahal ya......nggak lah. Jadi seperti apa?

Sampah kering.....anorganik...dapat disikapi dengan Bank Sampah. Wah ini sudah dilakukan dan memang perlu waktu untuk mendidik masyarakat agar mempunyai kesadaran setiap melakukan kegiatan harus mempunyai pemikiran bahwa setiap kegiatan yang dilakukan akan menghasilkan sampah, untuk itu setelah menghasilkan sampah harus disiplin mengumpulkan sampah sesuai dengan jenis yang dimaksudkan bank sampah agar mudah diambil dan dijadikan uang. Mirip rombeng/loak.

Bank sampah sudah banyak salah satunya yang terbesar adalah Wehasta di Trawas, lalu membuat banyak cabang-cabang di desa-desa dan mulai efektif walaupun memang butuh waktu untuk itu.

Sedangkan sampah basah? ini yang sulit. Membuat komposter memasukkan sampah dalam tong dan dibusukkan dengan waktu agak lama. Ini adalah teknologi dan metodologi lama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun