Mohon tunggu...
Andre Jayaprana
Andre Jayaprana Mohon Tunggu... Administrasi - write and share

seek first to understand

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sukacita Natal: Minggu Gaudete

10 Desember 2016   15:54 Diperbarui: 10 Desember 2016   16:02 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Korona dan lilin Adven, sumber: Kathy Schiffer, www.patheos.com"]

Dua minggu lagi menjelang Hari Natal. Di Jakarta, bahkan satu bulan menjelang Hari Natal, pusat-pusat perbelanjaan (mal) sudah ramai bertemakan Natal. Surga belanja memang paling jeli mengambil peluang berbagai momen dalam putaran waktu setahun. Gaung lagu pujian Natal seakan membuai pengunjung mal untuk lebih berkhidmat dalam ritual Christmas Sale.

Semakin mendekat Hari Natal suasana mal terasa lebih khusyuk dengan pohon terang yang menjulang serta pernak pernik hiasan Natal. Inilah sekelumit tradisi komersial menjelang Natal. Soal semaraknya tradisi komersial ini bahkan mengalahkan semarak tradisi Gereja Katolik yang justru berada dalam masa Adven. Memang sangat bertolak belakang dengan tradisi Adven yang justru berkhidmat dan khusyuk dengan pertobatan.

Masa Adven merupakan tradisi Gereja Katolik yang memiliki sejarah panjang dalam perkembangannya. Masa Adven menekankan makna ganda tentang “Kedatangan” Juru Selamat yang dulu pernah hadir menebus dosa umat beriman, juga dirindukan kedatangan-Nya yang kedua sehingga mendorong umat beriman untuk mempersiapkan diri sekaligus bertobat.

Tradisi Gereja Katolik yang kaya akan perlambang itu juga tercermin dalam tradisi masa Adven. Dalam masa Adven, di gereja, biasanya akan tampak korona (lingkaran) Adven yang indah. Tiga batang lilin berwarna ungu akan tampak pada korona. Lilin ungu melambangkan tobat, persiapan dan kurban.

Pada hari Minggu pertama masa Adven, lilin ungu pertama akan dinyalakan. Dan demikian berikutnya pada minggu kedua, lilin ungu akan menyala, sehingga tampak dua lilin ungu yang menyala. Hari Minggu ketiga dalam masa Adven agak berbeda. Sebatang lilin merah muda akan tampak menyala bersama dua lilin ungu yang sebelumnya menyala.

Hari Minggu ketiga masa Adven dikenal sebagai Minggu Gaudete. Minggu Gaudete atau Minggu Sukacita ditandai dengan lilin merah muda yang menyala. Ini melambangkan masa persiapan Natal yang sudah mendekati akhir sehingga umat akan bersukacita karenanya. Gerak maju penyalaan lilin melambangkan semakin siapnya umat untuk berjumpa dengan Yesus Kristus sang juru selamat. Tradisi memasang korona (lingkaran) Adven di rumah juga masih ada hingga saat ini, walaupun tidak sepopuler pohon terang dan pernak pernik hiasan Natal-nya.

Tanggal 11 Desember 2016 adalah hari Minggu Gaudete. Sesuai artinya, sukacita, namun tentu saja ini berbeda dengan sukacita Natal di surga belanja dengan gaung Christmas Sale dan Christmas Carol -nya. Jauh dari gaung Jingle Bells dan murah hati Sinterklas yang hadir di Mal.

Jauh sebelum berbagai Christmas Carol (lagu puji-pujian Natal) yang dikenal masyarakat saat ini: Jingle Bells, O Holy Night dan seterusnya, Sukacita atau Gaudete dalam masa Adven sudah terekam dalam lagu abad pertengahan yang sangat indah dengan judul yang sama pula: Gaudete.

Sepanjang catatan yang dapat ditelusuri, adalah Theodoricus Petri, seorang mahasiswa asal Finlandia pada tahun 1582 mengumpulkan dan membukukan 74 lagu/himne sekolah dan gereja dengan tujuan untuk menjaga kelestarian himne dan lagu tanah asalnya. Buku kumpulan lagu itu bernama Piae Cantiones.

Dapatlah dibayangkan jika seorang Theodoricus Petri hanya mengumpulkan dan membukukan himne dan lagu tradisi abad pertengahan tersebut, maka sudah pasti “Gaudete” yang termasuk salah satu di dalamnya, sudah lama dikenal sebagai Christmas Carol pada abad pertengahan. Bagaimana sih lagunya?


Nah, mari bagi yang mau mendengarkan dua versi lagu Gaudete pada tautan berikut ini. Versi mana yang lebih Anda sukai ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun