Mohon tunggu...
4n4sf4uzi
4n4sf4uzi Mohon Tunggu... Checker -

hanya berusaha tapi tidak kuasa menentukan..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pelajaran dari First Travel

24 Agustus 2017   10:07 Diperbarui: 16 Maret 2018   09:10 470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

First Travel adalah model investasi yang sedang marak berkembang dimana investor mengembangkan usahanya bukan dengan modal sendiri, melainkan dengan modal orang lain, yaitu melalui penggalangan dana dengan janji janji keuntungan tertentu. Penggalangan dana merupakan cara tercepat, termurah dan termudah untuk mengumpulkan modal, dibandingkan bila meminjam dari lembaga keuangan yang memerlukan jaminan dan persyaratan yang rumit dan berbelit. 

Kasus First Travel bukan kasus pertama penggalangan dana, banyak kasus sebelumnya yang modusnya mirip, yang terbaru sebelum First Travel adalah koperasi Pandawa. Modus yang dilakukan pun hampir mirip, berupa pemberian janji keuntungan yang tidak wajar. Koperasi Pandawa menjanjikan keuntungan yang tidak masuk akal berupa returninvestasi 10% per bulan atau 120% per tahun jauh diatas bunga deposito yang hanya 6-8% per tahun dan First Travel menjanjikan biaya umrah dengan super murah, paling murah seharga 14,5 juta padahal biaya umroh termurah dari biro travel lainnya sekitar 22 juta. 

Benang merah dari kedua kasus tersebut adalah sikap konsumen yang mudah tergoda rayuan iming-iming keuntungan yang tidak masuk akal. Padahal dalam melakukan investasi, prinsip utama yang harus dipegang adalah kehati-hatian. Jangan sampai dana investasi yang dikumpulkan sedikit demi sedikit, dalam jangka waktu yang tidak pendek, menguap tiada imbal hasil. Iming-iming keuntungan besar dan tidak masuk akal seharusnya dijadikan early warning bahwa pasti ada yang salah dengan usulan investasi yang diusulkan. Calon investor harus mempertajam analisa dan jangan hanya percaya pada track recordsesaat yang biasanya baik diawal investasi. 

Adalah sudah menjadi hukum ekonomi, bahwa setiap investor ingin menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan modal yang sekecil kecilnya. Namun, prinsip tersebut harus disertai dengan perhitungan yang matang dan tidak sembarangan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun