Jika kita menapakan kaki di ujung utara Desa Grinting, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes, maka mata kita akan disuguhi dengan hamparan luas laut Jawa di depan mata. Warna air yang berbeda dari cokelat, sampai biru nampak terlihat meski dari tepian.
Namun, bukan hanya hamparan laut yang luas, kita juga dapat menyaksikan ribuan pohon Api-api yang menjadi benteng ditepi pantai utara ini. Keberadaan api-api ditepi pantai jelas sangat bermanfaat untuk menanggulangi terjadinya abrasi yang sangat merugikan, khususnya bagi warga yang memiliki tambak di sekitar pantai.
Api-api merupakan nama tumbuhan dari marga Avicennia, suku Acanthaceae. Tumbuhan ini dapat tumbuh di tepi atau dekat laut. Api-api termasuk bagian dari komunitas hutan mangrove.
Api-api memiliki ciri-ciri, diantaranya:
Memiliki akar napas yang mirip paku berbentuk panjang dan rapat yang muncul ke atas tanah di sekeliling pohon. Permukaan bawah daunnya yang berwarna putih terdapat kelenjar garam yang mengkristal. Bijinya berkecambah saat buahnya masih melekat di rantingnya. Sehingga biji ini dapat segera tumbuh begitu jatuh ke tanah atau lumpur.
Ciri-ciri ini merupakan bagian dari adaptasinya dilingkungan di mana ia tumbuh.
Tumbuhan ini memiliki nama lain di daerah di Indonesia diantaranya: mangi-mangi, sia-sia, boak, koak, marahu, pejapi, papi, nyapi dan lain-lain.
Dikutip dari Wikipedia, Menurut peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (FPIK IPB), bahwa daun Api-api Putih (sejenis bakau) ternyata memiliki aktivitas antioksidan terbaik, juga  dapat menanggulangi kerusakan oksidatif pada hati tikus.
KBC-25 | Kompasiana Brebes Jawa Tengah