Mohon tunggu...
Alifyualdi
Alifyualdi Mohon Tunggu... Jurnalis - .Astornote

Only GOD can Judge me

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mematikan Label Sekolah Favorit, Hidupkan Pendidikan di Indonesia

28 Juni 2019   22:52 Diperbarui: 8 Juli 2019   03:11 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Apa yang orang tua pertama kali pertimbangkan dalam memilih sekolah untuk anak? Pilihan sekolah akan mempengaruhi kebiasaan anak termaksud pola pikirnya, Maka mempertimbangkan sekolah yang tepat untuk anak sekalian perlu diperhatikan secara cermat.

Selain masalah biaya, Biasanya  para orang tua banyak mempertimbangkan hal-hal yang lain. Seperti Letak sekolah, lingkungan, dan aturan tidak tertulis yang diterapkan sekolah. Yang perlu diperhatikan jangan sampai sekolah yang dipilih justru memberatkan orang tua dan anak yang menjalaninya.

Untuk para orang tua memilih sekolah tentu jadi tantangan tersendiri. Terlebih saat ini begitu banyak sekolah dengan beragam metode dan kurikulum pembelajaran.

Kebanyakan orang tua lupa membebani anak dengan ambisinya. Mungkin perlu diingat anak tidak memiliki kewajiban untuk memenuhi mimpi dan ambisi orang tua. Jadi pastikan memilih sekolah untuk anak bukan untuk memenuhi ambisi dan gengsi orang tua semata. Pertimbangkan kepentingan dan kebutuhan anak yang akan menjadi pelajar di sekolah nantinya.

Memilih sekolah yang tepat juga akan membantu untuk merasa memiliki masa depannya. Jangan jadikan anak sebagai objek ego dan alat pemuas ego orang tua. Anak juga memiliki masa depan atas pilihannya sendiri, bukan untuk memenuhi mimpi dan ambisi orang tua.

Di Indonesia secara merata pada khususnya telah memasuki musim penerimaan siswa baru, Pemerintah pusat lewat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menerapkan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) yang masih menggunakan jalur zonasi sebagai sistemnya setelah awal penerapannya pada tahun 2018 lalu, sebagaimana yang termaktub dalam Permendikbud No.51/2018 tentang penerimaan peserta didik baru tahun ajaran 2019/2020.

Saat ini wacana ruang publik diwarnai polemik Pro Kontra soal penyelenggaraan PPDB 2019 yang berujung pada revisi Permendikbud 51 tahun 2019, akibatnya saling serang narasi diantara akademisi, pemerintah, dan Orang tua pendaftar semakin ribut.

Mendewakan Gengsi

Demi memberikan yang terbaik untuk anak termaksud kebutuhan pendidikannya, memang benar adalah tugas bagi orang tua atau justru sedang mendewakan gengsi?.

Demi terlihat 'berhasil' di mata orang lain. Tanpa harus disadari membuat lupa dan akhirnya terjebak dalam gengsi. Bersekolah di tempat yang dikategorikan 'unggul' tanpa mepertimbangkan hal penting dari anak, jika di ibaratkan kertas kosong anak bisa saja melanjutkan tradisi itu.

Apa hubunganya antara gengsi dan sekolah?, Mungkin kalau dibeberapa kota di Indonesia, seperti Yogyakarta, Semarang, ataupun Jakarta, anak-anak lebih memilih untuk bersekolah di tempat-tempat favorit yang dianggap unggul. Selain karena kualitas pendidikan, tak banyak juga karena gengsi, alias bisa menaikkan martabat kalau bisa masuk disekolah favorit itu. Tetapi gengsi yang dimaksud disini berbeda, mengapa? apa bedanya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun