Mohon tunggu...
Alief El_Ichwan
Alief El_Ichwan Mohon Tunggu... Administrasi - Jurnalis

mantan wartawanI Penulis LepasI Menulis artikel-cerpen-puisi-perjalan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sariban Ikon Lingkungan dari Kota Bandung

4 Mei 2017   09:36 Diperbarui: 4 Mei 2017   10:04 365
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di tengah aksi demo buruh 1 Mei 2017, lelaki bertubuh kecil itu, terselip dengan aktifitasnya sendiri. Dia tak peduli dengan hingar bingarnya demo. Dia mengumpulkan sampah yang terserak dari peserta aksi. Dialah Sariban (74) yang sudah jadi ikon lingkungan Kota Bandung.

Dia selalu ditemani sepeda yang unik: ada tempat sampah di boncengan dan sapu, penyodok sampah, stang sepedanya menggunakan kemudi mobil. Sedangkan pengendaranya berseragam warna kuning dan topi caping berwarna sama. Sosok lelaki tua ini, akan selalu kita lihat manakala melewati Jl. Pahlawan Kota Bandung pagi hari.

Tepatnya dikawasan jalan depan Taman Makam Pahlawan. Dia sedang tekun merawat pepohonan sepanjang jalan itu. Lelaki kelahiran 8 Agustus 1943 di Kota Magetan, Jawa Timur itu, tak menghiraukan keramaian jalan Pahlawan yang mulai menggeliat. Lalu-lalang sepeda motor dan mobil yang terkadang membuang asap kenalpot yang pekat di jalan itu, semakin ramai. Dia tetap tekun menyapu, membersihkan parit sepanjang jalan dan merawat pepohonan yang mulai tumbuh rindang.

Ruas jalan Pahlawan yang kini telah dibeton, semakin resik dengan kehadiran Sariban. Tak ada sampah yang berserakan. Tempat sampah yang disediakan Pemkot Bandung terjaga tak ada yang rusak. Begitu pula, marka jalan tak ditumbuhi rumput liar, karena Sariban segera membersihkannya.

Meski tanah kelahirannya jauh nun di sana, akan tetapi dia telah mencintai Kota Bandung. Dia seorang pensiunan petugas kebersihan yang peduli dengan kebersihan Kota Bandung, tempat tinggalnya sejak tahun 1963.
 Setiap hari, Sariban, kakek dari empat cucu ini berangkat dari rumah sebelum jam delapan pagi. Tempat tinggalnya tak jauh dari biasa memulai aktifitasnya. Dia dengan mengendarai sepeda onthelnya yang kemudinya ditambahi bagian stangnya dengan kemudi mobil. Sedangkan di tengahnya terpasang bendera Merah Putih. Tak lupa, ada dua tempat sampah plastik berisi sapu dan pencapit besi melengkapi tugasnya.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
"Jangan buang sampah sembarangan biar lingkungan tetap indah," kata Pak Iban, begitu panggilannya mengingatkan warga masyarakat lewat pengeras suara mini yang sengaja dipasang di sepedanya.

Pak Sariban mengaku motivasinya melakukan pekerjaan itu hanya satu, yakni ingin Bandung bersih. Ia juga ingin mengajak warga menjaga lingkungan dengan kiprah nyata yang ia berikan untuk menjaga lingkungan Kota Bandung.

Diantaranya dengan menjadi relawan penyuluh kebersihan. “Pekerjaan saya sekarang mencari sampah dan paku,” katanya dengan bangga, sambil mengunkapkan sejak tahun 2003, Sariban berinisiatif mencabuti paku yang tertinggal di pohon

“Padahal paku untuk menempelkan reklame itu, iklannya sudah tidak ada,” katanya, sehingga dia menggunakan linggis untuk mencabutnya. Sebab paku yang tertancap lama, sulit dicabut dengan penjepit tangan.

Setiap hari, Sariban mencabuti paku dari satu pohon ke pohon lain. Sehingga dalam tempo satu bulan, Sariban bisa mengumpulkan 15 kilogram paku. “Apalagi dalam masa kampanye ini, tambah banyak yang memaku atribut kampanye di pohon,” cetusnya.
 Menurut dia, pohon juga bisa menangis kalau disakiti, karena pohon merupakan mahluk hidup juga seperti kita. “Bayangkan kehidupan manusia tanpa pohon, bagaimana kita bisa hidup selain itu pohon kan sumber air, jadi kalau tidak dipelihara, dilindungi, kan bisa mati dan dampaknya tidak baik buat kita ke depan," tuturnya.

Dalam perjalan hidupnya, dia pernah menjadi tukang aduk dan kuli bangunan sampai tahun 1969. Pada awal tahun 1970 dia diterima sebagai petugas kebersihan di Rumah Sakit Mata Cicendo. Kemudian setelah 13 tahun, Sariban mendaftar jadi relawan kebersihan, profesi yang dijalaninya hingga saat ini. Terakhir dia pensiun dengan golongan terakhir sebagai Penata Muda III A.
 Ciri sosok seorang pahlawan jelas terlihat pada Pak Sariban. Lelaki yang telah sepuh ini, tak pernah terlihat lelah. Setiap pagi, sekitar jam sembilan dia sudah mengayuh sepeda dari rumahnya di Jl. Sadang Serang. Biasanya, jika pagi hari selesai membenahi lingkungan di depan Taman makm Pahlawan, dia akan menuju ke depan Gedung Sate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun