Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ustadz, Berhentilah Permalukan Ajaran Islam

14 Agustus 2015   08:47 Diperbarui: 14 Agustus 2015   17:36 78018
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber FB Ditya"][/caption]Mayoritas masyarakat Indonesia mengenal Yusuf Mansur. Seorang ustad yang memiliki pondok pesantren. Sayapun mengenal beliau dan sering mendengar ceramah-ceramahnya lewat mp3.

Semenjak menjadi pendukung Prabowo pada pilpres lalu, beliau yang ustad ini ternyata tidak ada bedanya dengan pendukung rakyat jelata kebanyakan. Menjadi lebay, stress dan gagal fokus. Mungkin karena kurang piknik.

Saya masih ingat betul twit Yusuf Mansur yang termehek-mehek karena termakan berita bohong.

"Ya Alloh bener bener dah, saya sedih, marah, ngenes, pengen pilpres baru lagi aja"

Twit tersebut adalah luapan emosi karena Yusuf Mansur membaca adanya pelarangan pembacaan doa saat mulai dan akhir pelajaran. Dari sini saya mulai tidak respect dengan Yusuf Mansur yang ternyata secara resmi menjadi barisan sakit hati. Gelar ustad yang dimilikinya ternyata tidak membuat pribadinya menjadi lebih hati-hati, malah tidak ada bedanya dengan pemilih prabowo yang memang menyebar dan menerima berita bohong.

Sekalipun sudah meminta maaf, tetap saja keriuhan sudah terjadi dan permintaan maaf beliau atau klarifikasi tidak bisa menjangkau semua pembaca awal. Pasti ada sebagian orang yang terlanjur membaca ingin pilpres lagi namun tidak membaca klarifikasinya, sehingga sampai sekarang dan kapanpun mereka akan anggap sebagai kebenaran. Hal ini harus difahami oleh Yusuf Mansur agar beliau hati-hati, itupun kalau beliau mau mempertanggung jawabkan gelar ustadnya.

Waktu berlalu, kitapun beralih dari isu satu ke isu lainnya. Cerita termehek-mehek Yusuf Mansur bisa kita pinggirkan dan lupakan.

Lalu kini yang terbaru adalah mengajak 270 juta penduduk Indonesia berdoa bareng, 40 hari, pakai 7 stasiun TV, pagi, siang, sore, malam, beres dah dollar bisa langsung di bawah ceban.

Twit itu kontan mendapat respon dari banyak masyarakat. Saya sendiri jadi teringat dengan twit beliau soal bahasa Arab bahasa surga. Tidak ada yang salah dengan klaim seperti itu karena dalilnya memang ada. Namun menjadi salah ketika dilempar begitu saja dalam ruang publik yang kapasitas setiap orangnya berbeda-beda. Saya agak meragukan ustad sekelas Yusuf Mansur tidak tau soal ini.

Begitupun dengan doa agar dollar di bawah ceban (sepuluh ribu kalau tidak salah). Tidak ada yang salah dengan doa, karena Tuhan lah yang berkuasa atas segala sesuatunya. Namun menjadi salah ketika ada kata (kepastian) "dibawah ceban."

Bagi saya ini salah kaprah. Sama seperti bahasa Arab bahasa surga. Kalimat yang disampaikan Yusuf Mansur kemudian diterima oleh publik; yang tidak bisa bahasa Arab tidak bisa masuk surga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun