Mohon tunggu...
Kanang
Kanang Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Aturan Baru di Liga Baru yang Kontroversial?

27 April 2017   01:01 Diperbarui: 27 April 2017   10:00 719
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah diaktifkan kembali oleh Kemenpora serta di cabutnya sanksi dari FIFA, PSSI atau Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia bergerak cepat untuk menghidupkan kembali sepak bola dalam negeri. Dimulai dengan mengadakan kongkres PSSI yang pertama yaitu untuk mencari Ketua Umum baru. Dalam kongkres ini terpilihlah Letnan Jenderal TNI Edy Rahmayadi sebagai ketua PSSI periode 2016-2020 dan ada juga perubahan di posisi wakil ketua umum. 

Dalam Kongres Luar Biasa PSSI yang digelar di Ancol pada 10 November 2016, terdapat dua Wakil Ketum PSSI, yakni Joko Driyono dan Iwan Budianto (bola.kompas). Selain itu pula juga telah tersusun  kepengurusan baru yang nantinya  akan menaungi sepak bola Indonesia dalam 4 tahun kedepan.

Dengan cepat PSSI kembali bekerja dan mengaktifkan kembali sepak bola Indonesia  yang saat itu hanya dihiasai  oleh turnamen-turnamen Nasiona. Dengan pembaruan-pembaruan yang dikatakan sebagai revolusi  sepak bola Indonesia. Dimulai dengan pembentukan TIMNAS, Pembentukan Liga yang baru, Pemulihan klub yang bermasalah dan juga regulasi Liga yang diperbaharui. 

Berbeda dengan kepengurusan yang sebelumnya yaitu Liga masih berbentuk QNB LEAGUE. Liga tertinggi di Indonesia di ubah namanya menjadi LIGA 1 dan di kasta kedua ada LIGA 2 selanjutnya yang paling bawah ada Liga Nusantara. Dengan operator liga 1 yaitu PT Liga Indonesia Baru, untuk operator yang baru ini, PSSI menunjuk Bendahara Umum PSSI, Berlington Siahaan, sebagai Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru. Selain itu ada nama Glen Sugita sebagai Komisaris Utama dan Ratu Tisha kembali menjadi Direktur Kompetisi.(bola.co.id)

Selain itu PT Liga Indonesia Baru juga mengeluarkan regulasi baru terhadap klub-klub yang bermain di Liga. baik itu Liga 1, Liga 2 dan Liga Nusantara. Namun menurut saya banyak yang janggal dengan regulasi baru ini, Dengan dalih ingin memajukan sepakbola Indonesia, PT Liga Indonesia Baru  mengeluarkan regulasi yang sangat berbeda dengan liga-liga sebelumnya, regulasi tersebut antara lain :

Pada Liga 1

  • Pembatasan usia diatas 35 Tahun
  • Setiap Klub Wajib Memainkan 3 Pemain U-23 di Setiap Pertandingan
  • Pergantian Pemain Hingga 5 Kali
  • Empat pemain asing dengan 1 dari Asia + 2 non Asia + 1 Marquee Player
  • Klub Boleh Daftarkan 20 Pemain Tiap Pertandingan

Pada Liga 2

  • Pembatasan pemain berusia diatas 35 tahun hanya 2 pemain
  • Pembatasan pemain diatas 25 tahun hanya 5 pemain
  • Pergantian pemain hingga 3 kali 
  • Tidak ada pemain asing

Jika diamati pada Liga 1, PT Liga Indonesia Baru mengeluarkan regulasi yang bisa katakan sangat ekstrim. Saya menyebut ekstrim karena PSSI dan PT Liga Indonesia Baru selaku operator berani untuk rumah regulasi dari FIFA. Regulasi yang berbeda dari FIFA adalah pergantian pemain sebanyak 5 kali dalam 1 pertandingan. Dalam regulasi FIFA pergantian pemain maksimal hanya 3 kali. Namun ketua PSSI menyatakan, dengan lima pergantian, diharapakan proses regenerasi pemain muda Indonesia bisa berjalan baik. Pada Go-Jek Traveloka Liga 1, PSSI mewajibkan klub mengontrak setidaknya lima pemain U-23 dan harus memainkan tiga orang di antaranya pada 45 menit pertama(pikiranrakyat.com).

Selain itu banyak pula regulasi yang masih menjadi kontroversi seperti  pembantasan pemain di usia 35 Tahun. Pada Liga 1 sendiri klub hanya diperbolehkan mempunyai 2 pemain diatas 35 Tahun. Regulasi ini sangat merugikan pemain-pemain senior. Bagaimana tidak dengan adanya  regulasi ini pemain senior dipaksa untuk segera pensiun dini. Seperti  yang dikatakan oleh  kiper Persib Bandung yang saat ini berusia 35 Tahun I  Made Wirawan "Regulasi ini bisa mematikan karir sepak bola saya secara paksa. 

Pemain senior tidak harus diputus karirnya hanya karena ada kewajiban memainkan pemain muda,"(Topskor.id). Meskipun demikian, PSSI  bergemih bahwa pentapan regulasi untuk regenerasi yang lebih baik dan menghimbau untuk pemain senior segera mengambil sekolah kepelatihan karena di Indonesia sendiri Pelatih lokal  masih sangat sedikit. Walaupun demikian seharunysa PSSI tidak membatasi klub untuk mempunyai pemian senior. disisi lain klub membutuhkan pemain senior untuk memberikan contoh permainan yang baik kepada juniornya.

Dibalik regulasi yang kontroversial tersebut juga terdapat yang regulasi yang mendukung berkembangan talenta muda dalam bidang sepak bola  ini. Seperti setiap klub harus memainkan tiga pemain usia 23 Tahun minimal 45 menit dalam sebuah pertandingan.Disini menjadi kesempatan untuk pemian muda mendapatkan jam bermain yang tinggi  dan pastinya mendapat pengalaman bermain yang baik untuk mengasah kemampuan olah bolanya. Namun pelatih persib bandung mengatakan hal yang lain. “Sebenarnya kalau satu pemain saja ya bolehlah. Tapi kalau tiga, rasanya cukup berat,” kata Djadjang Nurdjaman, pelatih Persib.(sepakbola.com). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun