Mohon tunggu...
Akhmad Rijal
Akhmad Rijal Mohon Tunggu... Wiraswasta -

Indah pada batasnya

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Saksi Youtube vs Saksi Asli

24 Januari 2017   15:52 Diperbarui: 24 Januari 2017   17:46 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar Merdeka.com

Persidangan Basuki Tjahaja Purnama kembali diselenggarakan, kali ini agendanya masih sama mendengarkan kesaksian.  Saksi kali ini hadir dari tempat yang cukup jauh, dari Padang Sidempuan. Yaa Padang Sidempuan Sumatra Utara, bagaimana mungkin dia bisa dihadirkan sebagai saksi?. Dia, Muhammad Asroi Saputra, PNS Kementerian Agama, mengaku telah melihat pidato yang disampaikan oleh Gubernur DKI Jakarta (Ahok) melalui Televisi dan portal video Youtube. 

Dia melaporkan Ahok dengan alasan bahwa Gubernur Jakarta tersebut telah melakukan penistaan agama saat berada di kepulauan seribu, pidato yang dia utarakan jelas telah melecehkan agama. Pelaporan terhadap Ahok dibuat Asroi bersama sejumlah orang ke Polres Padangsidempuan, Sumut, pada 21 Oktober 2016. Asroi kemudian dimintai keterangan untuk dibuatkan berita acara pemeriksaan pada 17 November 2016. Hal itu kemudian yang membawanya sebagai sakis di persidangan.

Adakah yang janggal dengan kesaksian yang dia berikan pada persidangan kali ini? Jelas, keyakinan Asroi mengenai adanya penistaan agama tersebut tidak kompatibel terhadap apa yang dirasakan oleh rakyat kepulauan seribu, sebagai seorang yang melihat secara langsung kejadian tersebut. Lurah Pulau Panggang, Kepulauan Seribu, Yuli Hardi menyebut tidak ada warga yang memprotes saat Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyampaikan pidato kala berkunjung ke Pulau Pramuka. Masyarakat kepulauan seribu sendiri tidak pernah rebut dengan pidato tersebut. Hanya setelah di media ramai barulah ada polemic di antara warga, ada yang Pro dan kontra, tapi ada juga yang cuek. Hal itu disampaikan Yuli Hardi saat di persidangan hari ini.

Apa yang bisa kita baca dari kesaksian yang saling bertolak belakang tersebut? Hal tersebut memberitahu pada kita bahwa ada bias ketika sebuah informasi itu telah tersebar secara viral. Pak Yuli sebagai seorang saksi yang berada langsung pada saat pidato itu ucapkan dan melihat secara utuh bagaimana Ahok berpidato, tidak menangkap intensi pelecehan agama yang dilakukan Ahok, begitu juga dengan masyarakat di kepulauan seribu. Sementara Pak Asroi yang melihat melalui pemberitaan dan portal video begitu yakin bahwa ada kasus pelanggaran hukum di situ. Jelas ada yang janggal dengan berita yang tersebar dan kemudian dikonsumsi oleh Pak Asroi. 

Hal ini mengajarkan kepada kita untuk lebih bijak dalam memilah mana berita yang benar dan valid. Setidaknya dari kesaksian tersebut ada pelajaran bahwa seharusnya kita tidak gegabah dalam memutuskan sesuatu, cari dulu validasi kebenarannya, kemudian verifikasia apakah benar yang terjadi demikian. Juga yang paling penting jangan pernah memutuskan atau membaca sesuatu dengan membawa kebencian atau sentiment.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun