Kalau kita hanya berpikir bahwa Pancasila sebagai dasar dan pandangan hidup bangsa Indonesia, juga sebagai alat pemersatu bangsa, UUD 1945 adalah merupakan konstitusi dalam bernegara. Dua hal ini saja sudah menjadi sesuatuyang sangat pundamental bagi bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan negara, tapi bagi Almarhum Taufik Kiemas, dua pilar ini belumlah cukup, beliau mengeluarkan gagasan Empat Pilar Berbangsa yakni, Pancasila, UUD 1946, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Dalam pemikiran almarhum Empat Pilar ini adalah mutlak dan tidak bisa dipisahkan dalam menjaga dan membangun keutuhan bangsa.
Seperti apa implementasi empat pilar ini sudah terlaksana, rasanya seperti jauh panggang dari api. Dua pilar Pancasila dan UUD 45 saja masih belum terasa penerapannya. Pancasila baru saja masuk kedalam kurikulum pendidikan, sementara amanat UUD 45 masih banyak yang diabaikan. Semangat persatuan dan kesatuan bangsa saat ini sudah mulai tercabik-cabik, dan itu pada akhirnya akan mengancam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Keprihatinan terhadap hancurnya persatuan dan kesatuan bangsa inilah agaknya yang menginspirasi Taufik Kiemas mengeluarkan gagasan Empat Pilar Kebangsaan. Memang kalau dicermati empat pilar ini memanglah penyanggah persatuan dan kesatuan bangsa, dan empat pilar inilah yang menjadi inspirasi kekuatan para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia, yang terus digelorakan sebagai penyemangat perjuangan mereka, lantas bagaimana sekarang.? Kita sudah kehilangan Roh ke empat pilar tersebut.
Gagasan empat pilar Taufik Kiemas tersebut layak dilanjutkan dan diimplementasikan secara benar, bangsa ini terutama para pemimpinnya sudah mengalami degradasi moral secara signifikan, melakukan tindak kejahatan korupsi bukan lagi dianggap sesuatu yang memalukan, kejahatan korupsi sudah dianggap prestasi dalam mengumpulkan pundi-pundi kekayaan, mengumpulkan kekayaan menjadi tugas utama mereka saat menjadi pejabat negara, sehingga tugas negara terabaikan begitu saja.
Pengibaran bendera setengah tiang sebagai tanda duka bagi almarhum Taufik Kiemas, adalah juga sebagai tanda keprihatinan bangsa ini terhadap kondisi yang ada saat ini, dimana pesta pora partai politik dalam pesta demokrasi belum bisa memberikan sumbangsih apa-apa bagi bangsa dan negara ini, partai politik masih asyik dengan kepentingannya sendiri.
Selamat Jalan Pak Taufik Kiemas, Semoga Allah Swt menempatkan Bapak ditempat yang mulia disisinya, dan semoga apa yang Bapak perjuangkan dapat kami teruskan.