Mohon tunggu...
Ajinatha
Ajinatha Mohon Tunggu... Freelancer - Professional

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehendak Tuhan Bisa Direkayasa?

15 April 2018   11:55 Diperbarui: 15 April 2018   12:03 627
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : pixabay.com

Mengingat kembali peristiwa 20 Tahun yang lalu, pernah seseorang meminta pertolongan Saya untuk menjadikan dia sebagai Ketua Organisasinya Kemasyarakatan, menurut pandangan dia Saya bisa memperjuangkan dia unuk menjadi Ketua Ormas tersebut, karena Saya mempunyai Massa dan mampu mempengaruhi Massa, singkat cerita Saya pun diundangnya untuk bertemu muka untuk membicarakan Rencana tersebut.

"Dik..Saya sangat ingin menjadi Ketua organisasinya masyarakat daerah Kita, dan Saya percaya adik bisa memperjuangkannya".

Perkataan tersebut bukan membuat Saya senang, karena ada unsur rekayasa dalam Rencana tersebut, lantas saya pun bertanya untuk Mengetahui apa tujuan beliau ingin sekali menjadi Ketua Ormas tersebut.

"Saya bisa saja melakukan hal itu, namun ada yang salah dengan Rencana tersebut, karena saya harus merekayasa apa yang tidak seharusnya, dan itu sama halnya dengan merekayasa Kehendak Tuhan".

"Dik..Kehendak Tuhan itu bisa Direkayasa..jangan terlalu polos"

"Betul..memang Kehendak Tuhan itu bisa Direkayasa, bisa saja kita mendapatkan jabatan yang Kita inginkan, tapi tanpa Ridho-Nya jabatan itu tidak Akan memberikan manfaat apa-apa.."

Pada Hari pemilihan, saya berhasil merekayasa pemenangannya, dengan meraih suara terbanyak. Ada keraguan saya terhadap kemampuan dan Kepemimpinannya, saya berusaha untuk terus mengawasinya, ternyata memang benar kalau dikatakan; "Berikan seseorang Kekuasaan, maka kamu akan tahu Karakter sesungguhnya orang tersebut."

Karena pada kenyataannya memang demikian, setelah jabatan tersebut didapatnya, Saya semakin tidak respect terhadap kepribadiannya, sikap otoriter dan ambisiusnya semakin mengedepan, sebagai orang yang sudah merekayasa pemilihannya Saya sangat merasa berdosa, karena sesungguhnya dia tidak memiliki sikap Kepemimpinan sama sekali, jabatan tersebut hanya digunakan untuk berbagai pencitraannya dirinya.

Selama 2 tahun masa kepemimpinannya, organisasinya tersebut tidak Ada kemajuan sama sekali, apa yang saya kuatirkan sebelumnya benar-benar menjadi kenyataan, jabatan itu memang untuk yang berhak, kalau seseorang memang berhak terhadap jabatan tersebut, maka tanpa beban yang berarti maka dia akan mampu mengemban Amanah tersebut sampai jabatannya berakhir, sebaliknya jika jabatan tersebut dari hasil rekayasa, maka tidak akan bermanfaat, baik bagi yang memegang jabatan maupun masyarakat nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun