Mohon tunggu...
Ahyarros
Ahyarros Mohon Tunggu... Administrasi - Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Blogger | Editor book | Pegiat literasi dan Perdamaian |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kiat Menulis dari Kang Abib, di Pesona Khazanah Ramadhan Lombok

14 Juni 2017   15:12 Diperbarui: 15 Juni 2017   15:09 750
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kang Abib dalam acara bedah buku di Islamic Center (Foto Ahyar ros)

#RamadhanDiLombok #RamadhanBlogContestDibalik kemeriahan Pesona Khazanah Ramadhan 2017 yang berlansung 15 Mei-24 Juni, di jalan Langko, Kota Mataram, terdapat banyak hal yang mengundang penasaran. Apakah gerangan aktivitas di sana? Kemudian bagaimana dengan kabar angin berhembus penulis Ayat-Ayat Cinta itu akan membeberkan kiat menulisnya pada ratusan pengunjung di Masjid Hubbul Wathan?

Sore itu, saya datang ke masjid Hubbul Wathan untuk mengikuti bedah buku penulis puluhan novel best seller itu. Saya melihat ada baliho besar terpasang serta bazaar buku sepuluh penerbit besar asal ibu kota, Jakarta. Usai sholat Ashar berjamaah diruang utama Islamic Center, Mataram, saya lalu ikut antrian masuk menuju kursi-kursi berderet yang telah dijejerkan panitia.

Pihak panitia bedah buku menyediakan tempat duduk sangat terbatas, mereka yang datang terlambat, akan berdiri dibelakang. Tak mau duduk dibelakang, apalagi sampai berdiri, saya pun harus mengambil ancang-ancang memilih kursi nomor tiga dari depan. Saya dengan kabar bedah buku yang dihadiri lansung oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Muhammad Zainul Majdi, atau sapaan akrbanya Tuan Guru Bajang (TGB). 

Kabar kedatangan orang nomor satu di Pulau Seribu Masjid ini mengundang ratusan orang. Mereka orang biasa, yang hannya ingin melepas salam sama pria nomor satu di NTB ini. Kursi depan sengaja dikosonkan panitia, untuk tamu istimewa, Habiburrrahman El-Shirazy. Selang 20 menit, kegiatan belum dimulai, saya mengitari berbagai stand diruang diskusi buku, menjadi satu dengan pameran lainnya. 

Di salah stand buku yang berdekatan pintu utama Ballroom Islamic Center, saya menjumpai panitia bazaar buku melayani puluhan pembeli dan perserta yang hendak membeli karya kang Abib. Mereka rela berjejalan, dan berpeluh hannya untuk memburu salah satu novelis no. 1 Indonesia ini. Termasuk diriku.

Yuni salah seorang kasir buku dan junior saya di Fakultas Syari'ah Kampus Universitas Islam (UIN), Mataram berbisik padaku, “Abang sebentar lagi penulisnya mau masuk ruangan, cepat bayar, agar cepat mendapat coretan tangan dari penulisnya lansung,”. Oh ya, saya baru berpikir, novel yang saya beli perlu tanda tangan penulis lansung. 

Bukan sekedar berburu tanda tangan dari penulis, namun dalam tradisi pesantren, meminta coretan lansung penulis adalah cara seorang pembaca, penuntut ilmu mendapatkan ijazah, agar kelak ilmu yang didapatkan dari buku dibaca akan menuai barokah hingga menuai akhir hayat.    

Ada beberapa novel kang Abib yang saya beli, seperti Cinta Suci Zahirana (sebuah novel pembangunan jiwa), Bidadari Bermata Bening, Ayat-ayat Cinta 2, Api Tauhid, dan diantaranya penulis yang berbeda, Cinta di Dalam Gelas, penulis Andre Hirata, serta Rembulan Tenggelam di wajahmu, novelbest seller, Tere Liye.

Usai membayar dikasir, saya mengambil duduk bangku nomor tiga dari tempat duduknya kang Abib, tujuanku agar sebelum ia duduk, saya menyodorkan halaman pertama kosong untuk ditanda tangani. Dan saya pun mendapatkan coretan dari kang Abib lansung, begitu juga dengan puluhan perserta lainnya. 

Terbilang ini adalah kali pertama, saya bertatap wajah lansung dengan penulis novel Ayat-Ayat Cinta, yang kemudian mengondol jutaan penonton terbanyak di film layar lebar Indonesia.  

Kedatangan kang Abib disusul oleh Tuan Guru Bajang alumnus Al-Azhar itu. Usai berjejal mendapatkan coratan tanda tangan, Redaktur Koran Republika Irwan Kelana, meminta penulis menempati kursi depan bersama Gubernur NTB itu. Seperti apakah rahasia penulis novel fenomenal ini? Kali ini dia membeberkan kiat menulis.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun