Kartun dan anekdot sering muncul atas kekesalan terhadap ulah penguasa negara yang tak pernah berhenti membuat keonaran-keonaran. Belum selesai keonaran masalah BLBI, muncul keonaran Bank Century yang kini Berubah Jadi Bank Permata muncul lagi keonaran kriminalisasi KPK, dan keonaran-keonaran yang lain yang tak kalah serunya. Praktik-praktik korupsi, politikus hitam, pejabat korup, pejabat korup terliat semakin merajala rela di mata jama’ah fesbukiyah. Salah satu facebooker rela menghabiskan waktu beberapa jam untuk mengedit sebuah foto peristiwa ketika soekarno-hatta membacakan teks proklamasi. Foto pembacaan proklamasi yang khidmad berubah suasana menjadi foto soekarno-hatta menjadi anak band. Foto editan tersebut diberi teks berikut, Mungkin kayak gini ya, potret momentum bersejarah detik2 Proklamasi RI yang muncul di benak para teroris, pejabat korup, politikus hitam dan perampok BLBI...he he.. Tak hanya itu, kartun yang mengkritik makin bobroknya mental penguasa pun jumlahnya tak sedikit. Ratusan bahkan jumlahnya mulai mengalir deras beredar di jamaah fesbukiyah. kartun-kartun mulai berhamburan pertanda penguasa negeri ini kudu segera intropeksi diri bila tak mau nantinya kartun-kartun, atau anekdot itu menjungkalkan kekuasaannya. Ingat kartun dan anekdot, saya teringat jaman 10 tahun terakhir rezim soeharto dan jaman penjajahan jepang. Kartun dan anekdot menyebar deras dari tangan ke tangan, mulut ke mulut yang mengkomunikasikan kesengsaraan rakyat dalam satu langit. Kartun dan anekdot sering digunakan disaat komunikasi rakyat dan penguasa terdengar suara nada tulalit tulalit, di saat penguasa menjadi tirani. [caption id="" align="alignright" width="400" caption="kartun dari cakripin beredar di fasbuk"]