Mohon tunggu...
Ahmad Ricky Perdana
Ahmad Ricky Perdana Mohon Tunggu... Wiraswasta - gemar travelling, fotografi dan menulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

seringkali mengabadikan segala hal dalam bentuk foto dan tulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Mendorong Semangat Perdamaian di Bumi Indonesia

17 Agustus 2017   06:02 Diperbarui: 17 Agustus 2017   06:18 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia Damai - http://www.suarapendidikan.net

Tidak terasa Indonesia sudah 72 tahun merdeka. Perjuangan para pahlawan selama ratusan tahun, telah melahirkan kemerdekaan bagi generasi berikutnya. Dan kita, merupakan generasi penerus bangsa, diharapkan juga mampu mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih tersebut. Kemerdekaan seperti apa yang harus dipertahankan? Bukankah Indonesia sudah tidak ada lagi penjajahan secara fisik? Tidak ada lagi Belanda, Inggris atau Jepang yang menjajah Indonesia. Betul, Indonesia sudah tidak lagi dalam kondisi terjajah. Namun, bentuk penjajahan di era modern seperti sekarang ini tentu sudah berubah. Penjajahan fisik akan sulit terjadi. Namun penjajahan ideologi, penjajahan teknologi, penjajahan produk luar negeri. Informasi yang berkembang di media sosial, juga banyak diisi paham-paham dari luar yang justru tidak sesuai dengan kultur bangsa Indonesia.

Di usia yang ke 72 tahun ini, tantangan yang dirasakan Indonesia memang tidak mudah. Berbagai ancaman yang bisa memecah belah persatuan masih saja terjadi. Salah satunya adalah radikalisme dan terorisme. Paham kekerasan yang mengatasnamakan agama itu, telah membuat sebagian generasi muda kita kehilangan akal. Tidak sedikit diantara mereka melakukan teror bom, tindakan kekerasan, dan menebar ujaran kebencian. Tidak hanya di dunia nyata, tapi juga dilakukan di dunia maya. Mereka menebar kebencian, untuk menciptakan suasana konflik. Ketika konfil terjadi, seperti biasa, mereka akan menawarkan konsep baru untuk menggantikan Pancasila. Yaitu khilafah, seperti yang diadopsi kelompok ISIS di Suriah dan Irak.

Kebencian yang terus-terusan, akan melahirkan ketidakpedulian. Dan ketidakpedulian akan membuat kearifan lokal yang ada di negeri ini akan hilang. Tidak ada lagi tolong menolong, tidak lagi saling menghargai, gotong royong mulai sulit ditemukan. Semuanya itu digantikan rasa benar sendiri, menganggap orang yang berseberangan selalu pada posisi yang salah, individualistik dan lain sebagainya. Tentu kita tidak ingin perubahan yang seperti ini. Tentu kita ingin perubahan yang lebih baik. Perubahan yang bisa membawa kita pada kedamaian. Tidak ada lagi ujaran kebencian, tidak lagi tindak kekerasan atas nama apapun, dan tidak ada lagi tindakan teror di tengah masyarakat.

Salah satu penyebab 'kegaduhan' di dunia nyata, karena tidak adanya rasa saling hormat menghormati di dunia maya. Kesopanan yang menjadi ciri khas masyarakat kita, mulai memudar. Atas nama kebebasan berekspresi den demokrasi, mereka bebas memaki orang lain di depan publik. Mereka bebas menjelekkan orang lain sesuka hatinya. Padahal, yang diharapkan dalam demokrasi adalah kritik oto kritik, agar adanya introspeksi dan keseimbangan. Kritik oto kriti sama halnya sebagai bentuk peringatan antar sesama manusia. Peringatan ini tentu dimaksudkan agar kita tidak keluar dari jalur.

Pentingnya menjaga perdamaian di bumi Indonesia, harus terus disuarakan oleh semua pihak. Generasi penerus bangsa harus menjadi generasi yang menjunjung tinggi kemanusiaan, perdamaian, dan keadilan sosial. Generasi kedepan harus lebih toleran dari generasi sebelumnya. Ingat, Indonesia bukanlah negara konflik. Indonesia adalah negara berbudaya dengan tingkat keanekaragaman yang tinggi. Oleh karena itulah, menjaga perdamaian di bumi Indonesia harus menjadi komitmen bersama. Bibit radikalisme dan intoleransi yang bisa mendekatkan pada terorisme dan perpecahan bangsa, harus dibuang jauh-jauh dari pikiran kita semua. Dan di hari kemerdekaan ini, semoga kita benar-benar menjadi pribadi yang merdeka. Merdeka dari segala perbuatan jahat. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun