Mohon tunggu...
Ahlis Qoidah Noor
Ahlis Qoidah Noor Mohon Tunggu... Guru - Educator, Doctor, Author, Writer

trying new thing, loving challenge, finding lively life. My Email : aqhoin@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adil Tak Selalu Sama, Merawat Anak yang Banyak (Bagian 1)

10 Juni 2018   21:31 Diperbarui: 10 Juni 2018   21:55 675
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mempunyai anak lebih dari dua membutuhkan tantangan dalam mendidik dan juga mengelola keuangan. Mendidik bukan sekedar mendampingi mereka belajar di rumah, mendampingi mengaji selelpas maghrib atau memberi masukan bila mereka sedang bermasalah. Mengelola keuangan juga bukan sekedar memenuhi kebutuhan mereka atau mengapresiasi keberhasilan dan meunjukkan perhatian untuk kesehatan dengan asuransi kesehatan.

Repotnya orang tua zaman sekarang sering diasumsikan sebagai rumitnya sebuah benang yang harus dibentuk dengan indah untuk mendapatkan karya yang artistik. Bila salah mengurai maka yang terjadi adalah " benang ruwet " yang bakalan susah diurai karena silang sana tarik sini.

Pendidikan sesungguhnya dimulai sejak dalam kandungan seorang ibu. Dari 4 anak yang telah saya lahirkan semua saya mulai dari kehamilan di bulan pertama. Semua nasehat orang saya turuti kalau itu baik secara logika dan agama. Maka membaca surat Maryam dan Yusuf menjadi kewajiban saya sewaktu hamil anak pertama sampai terakhir. Cukup dua ain untuk bisa membuat kondisi kejiwaan ibu hamil dan bayinya selalu tenang dan nyaman.

Dialog dengan bayi juga selalu saya lakukan , apalagi menjelang bulan ke 4 dan seterusnya. Karena di bulan itulah roh bayi ditiupkan Allah. Sehingga sebisa mungkin semakin optimal usaha seorang ibu untuk mempersiapkan kelahirannya. 

Hanya saja selera makan yang tak bisa saya kondisikan. Selera, keinginanan makan jenis makanan tertentu atau buah tertentu atau masakan tertentu tidak bisa direkayasa oleh seorang ibu hami. Tiga bulan pertama memang waktu yang sangat menyiksa karena biasanya perut mual ingin muntah bila ibu hamil mengonsumsi makanan. Untuk itulah dibutuhkan pil anti mual rekomendasi dokter untuk diminum.

Peran serta ayah dalam mendidik calon bayi bisa dimulai dengan mengajak ayah pun ikut berkomunikasi dengan sentuhan dan ucapan di sekitar pertu ibu yang hamil. Hal ini akan membuat bayi kenal dengan suara anggota keluarga.Tentu saja akan menambah keharmonisan hubungan ayah dan ibu juga.

Membesarkan anak satu- demi satu dalam kurun waktu yang berdekatan membutuhkan kerelaan anggota keluarga lain untuk ikut serta memikirkan beban ibu tersebut. Tak  terlepas juga hubungan ibu mertua and menantu serta anak sendiri. Hubungan ini juga akan menentukan tipe kepribadian anak dan tingkat emosional anak yang akan dilahirkan kelak.

Kelahiran yang yang berjarak pendek antara 1 sampai 3 tahun juga menuntut peran ayah dan orang di sekitar untuk lebih memperhatikan kondisi ibu, sehingga tidak muncul baby blue. Ini adalah kondisi psikologis yang dialami ibu karena ketidaksiapan menerima kehadiran bayi baik karena kesibukan yang tiba-tiba mendadak, bayi yang cenderung rewel terus sehingga membuat ibu jengkel dan juga waktu yang tersita oleh bayi sehingga ibu tidak sempat untuk merawat dirinya sendiri...( bersambung )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun