Mohon tunggu...
Agus Suwanto
Agus Suwanto Mohon Tunggu... Insinyur - Engineer

Pekerja proyek yang hanya ingin menulis di waktu luang.

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Setelah Debat, Gubernur Ideal Jakarta Didapat

11 Februari 2017   07:15 Diperbarui: 11 Februari 2017   09:00 1625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Dokumen pribadi

Melihat keseluruhan debat final Cagub dan Cawagub DKI, terlihat Anies menunjukan perbedaan dalam berdebat, dibanding yang pertama dan kedua dulu. Sudah ada peningkatan dengan adanya data-data yang  diangkat olehnya saat meluncurkan kata-kata menyerang yang ditujukan ke paslon nomor dua. Hanya saja, datanya kurang akurat sehingga mudah dibantah oleh Ahok. Anis secara keseluruhan masih tetap sama, beretorika, bahkan kadang cenderung berkotbah.

Sementara untuk wakilnya Sandiaga Uno, ternyata dia sangat konsisten dengan ‘oke oce’ nya. Mulai dari debat pertama, kedua dan ketiga, segala pertanyaan dari moderator, baik tentang ekonomi, pemberdayaan manusia hingga pencegahan peredaran narkoba, selalu dijawab dengan ‘oke oce’. Nampaknya hanya Sandi sendiri yang tahu, bahwa program itu bisa untuk mengatasi semua masalah.

Sementara Ahok sudah terlihat mampu meredam gejolak emosinya. Saat Sylvi bertanya sekaligus mengkritik, tentang cara perlindungan dan pemberdayaan perumpuan, sementara gubernur sendiri melakukan kekerasan secara verbal terhadap perempuan. Dengan santai dijawab oleh Ahok bahwa, dia justru disukai banyak ibu-ibu, terbukti dalam banyak kesempatan mereka ingin mengajak foto bersama.

Sedangkan untuk AHY.  Meskipun ada perbaikan dalam debat, namun jujur saja, saya masih belum mampu menangkap program unggulan darinya, kecuali saat dia bilang kalau Ahok lugas dan Anis pandai berkata-kata. Itu benar adanya. Selain itu, AHY hanya bagus di fisik saja, yang membuat ibu-ibu masih betah tuk menatap. Sementera saya sendiri lebih suka melihat Annisa Pohan saat turut bersorak.

Gubernur Ideal

Setelah melihat keseluruhan debat, saya membayangkan, gubernur Jakarta yang ideal adalah gubernur yang saat bertutur kata, selalu jujur dan apa adanya seperti Ahok, namun selembut dan serapi Anies, serta kata-katanya meluncur keluar dari mulut seksi AHY.

Gubernur Jakarta ideal adalah gubernur yang saat melawan para penilep anggaran, bersikap garang dan tanpa kompromi seperti Ahok, namun tenang dan bisa berkotbah moral nan menyentuh seperti Anies, serta tentu saja dengan fisik setegap AHY.

Intinya, gubernur Jakarta yang ideal adalah dia yang otak dan hatinya secerdas dan sedetail serta setulus dan setegar Ahok, namun mampu bergaya sebijak dan selembut Anies, serta dalam bentuk fisik AHY.

Tentunya, tidak mungkin untuk membuat gambaran gubernur ideal tersebut menjadi sesuatu kenyataan,  maka mau-tidak mau harus dipilih salah satu dari tiga yang ada.

Paslon nomor satu menang di penampilan fisik saja, kalah total untuk yang lain. Nomor dua menang di otak yang cerdas dan detail serta hati yang tulus dan tegar, sementara emosi dan mulut masih harus ikut kursus lanjutan agar membaik.

Nomor tiga, menang di retorika dan kotbah, namun masih banyak wacana dan jarang menyentuh esensi. Paslon nomor tiga juga berotak cerdas dan berhati tulus, namun masih kurang detail dan kurang tegar, sehingga masih belum cukup syarat untuk menjadi ‘pelayan’ Jakarta yang serba keras dan nekat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun