Mohon tunggu...
Agus Kusdinar
Agus Kusdinar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Content Creator/Exclusive Writer Narativ On Loc Desa Wisata/SWJ Ambassador 2023

Banyak Menulis tentang Humaniora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ada Apa di Sawah?

8 Juli 2017   17:54 Diperbarui: 8 Juli 2017   18:04 2100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bermain di sawah bagi anak-anak masyarakat pedesaan masih di gemari sampai saat ini di zamannya gadget dengan berbagai social media yang menjamur di mana-mana.

Main layang-layang bagi anak-anak masih dominan identik dengan sawah, karena sawah paling nyaman untuk bermain Layangan selain tidak adanya pepeohonan dan bangunan rumah yang menghalangi ketika layangan terbang juga angina di sawah lebih kencang daripada di pemukiman penduduk. 

Pada musim panen banyak anak-anak yang memanpaatkan untuk bermain seperti biki saung (Rumah-rumahan), empet-empetan yaitu bahan bakunya dari jerami dan di tiup layaknya seperti peluit, juga mencari burung terutama burung yang suka bikin sarang di sawah dll.

Setelah panen ada juga lahan sawhnya di pake main bola oleh anak-anak, meskipun itu sebetulnya tidak baik akan mengganggu proses pencangkulan jika sawah itu mau di tanam lagi seperti semula, kecuali sawah itu mau di buat bangunan (Misal Rumah), itu sangat baik sekali malah di anjurkan, supaya tanahnya menjadi padat sangat baik sekali supaya tidak terjadi abrasi.

Setelah sawah di tanam sawah juga sering di kunjungi oleh anak-anak desa misal untuk mencari sesaji di kotakan sawah, dan sesaji itu biasanya berisi kelapa, gula merah, rujak pisang, kemenyan dll, yang konon katanya sesaji itu bertujuan supaya proses penanaman padi itu berjalan mulus sampai panen dengan hasil lumayan tidak habis di makan hama, tetapi lebih berbobot hasilnya.

Selain anak-anak banyak juga orang dewasa yang sengaja untuk mencari belut dengan cara di pancing yang biasa lebih di kenal ngurek belut yang umpannya pake bancet (anak katak) atau cacing, rata-rata ngurek belut di lakukan di sore hari setelah  matahari mulai merendah kembali kembali ke timur ada juga yang pagi juga siang hari.

Pada era medsos anak muda juga tidak kalah untuk eksis di sawah untuk mencari latar pesawahan sekarang ini lebih di gemari bagi kaum muda terutama kaum hawa untuk bahan upload di medsos yang sering di gunakan untuk mengupload poto lewat Instagram atau Facebook dengan gaya tersendiri sesuai selera anak muda.

Pasangan muda-mudi  yang lagi kasmaran juga sering menggunakanakan pesawahan sebagai tempat untuk sekedar mencari angina supaya lebih nyaman tidak bising oleh kendaraan juga tidak terganggu oleh lalu-lalangnya orang sehingga mengganggu harinya yang sedang di mabuk cinta.  

Desa identik dengan sawah, dan menyimpan seribu kegiatan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun