Mohon tunggu...
Inovasi

Bidang Studi Komunikasi Lingkungan

24 Agustus 2017   23:12 Diperbarui: 25 Agustus 2017   00:28 456
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

           Komunikasi lingkungan terdiri dari dua kata yaitu komunikasi dan lingkungan. Komunikasi sendiri adalah cara penyampaian pesan. Sedangkan lingkungan adalah daerah disekitar kita. Maka, pengertian dari komunikasi lingkungan adalah komunikasi yang berisi mengenai keadaan lingkungan. Sehingga, komunikasi lingkungan juga membicarakan mengenai dampak dari masalah lingkungan yang sedang terjadi dan cara mengatasi masalah lingkungan tersebut. Ada dua jenis komunikasi lingkungan yaitu, komunikasi lingkungan pragmatis dan komunikasi lingkungan konstitutif. Komunikasi lingkungan pragmatis dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dengan cara mengedukasi, memperingatkan, dan mempersuasi untuk memecahkan masalah yang ada dilingkungan. Sedangkan komunikasi lingkungan konstitutif lebih mengarah pada cara kita dalam memaknai alam atau lingkungan. Tujuan dari komunikasi lingkungan untuk memecahkan masalah lingkungan melalui pesan agar dapat mengubah persepsi atau pemahaman orang mengenai lingkungan disekitarnya. Dengan begitu masyarakat yang ada dilingkungan tersebut dapat berpartisipasi dalam memecahkan masalah yang ada, sehingga lingkungannya dapat lebih baik lagi.

            Kita dapat lebih memahami komunikasi lingkungan melalui tujuh bidang studi yang ada. Beberapa bidang studi tersebut menjelaskan mengenai cara lingkungan agar semakin berkembang lebih baik dan cara masyarakat memecahkan masalah yang ada di lingkungan. Bidang studi komunikasi lingkungan yaitu: (1) Retorika Lingkungan dan Wacana: bidang studi ini membicarakan mengenai mempengaruhi orang untuk melestarikan lingkungan. Hal ini dibagi menjadi dua yaitu (a) a study of the pragmatic (membicarakan mengenai bagaimana cara menjaga lingkungan) dan (b) a study of critical rhetorics (membicarakan mengenai menjaga lingkungan dengan cara deepecology dan ecofeminism). (2) Media dan Jurnalisme Lingkungan: bidang studi ini lebih fokus pada media jurnal dan media iklan. Dalam hal ini agenda setting dan media framing menjadi hal penting karena agenda setting dapat mempersuasi khalayak dalam menilai suatu hal. 

Sedangkan media framing adalah proses media mengemas sebuah permasalahan untuk disajikan kepada khalayak. Sehingga tidak menutup jika apa yang disajikan untuk khalayak itu tidak sesuai dengan kenyataan yang ada karena suatu permasalahan tersebut sudah dikemas oleh media. (3) Partisipas Publik dalam Pengambilan Keputusan Lingkungan: bidang studi ini melibatkan masyarakat untuk menjadikan lingkungan lebih baik. Tujuan melibatkan masyarakat agar lebih diakui oleh masyarakat yang ada disekitar lingkungan terebut. Contohnya seperti Perusahaan X sedang membangun gedung didaerah Kulon Progo. Dalam pembangunan gedung tersebut, Perusahaan X harus melibatkan masyarakat disekitar Kulon Progo agar gedung tersebut dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat sekitar sehingga dapat mengurangi masalah dalam pembangunan tersebut. (4) Pemasaran Sosial dan Kampanye yang Membela Lingkungan: bidang studi ini menjelaskan bahwa yang dijual dalam hal ini bukan barang tetapi sebuah ide yang bertujuan untuk merubah perilaku dan kampanye pembelaan agar menjadikan lingkungan lebih baik. Hal ini berhubungan dengan korban dalam masalah lingkungan yang ada. 

Cara untuk pembelaannya bisa dengan cara menggunakan aksi yang menarik perhatian dari banyak orang, sehingga mereka dapat merubah opininya. (5) Kolaborasi Lingkungan dan Resolusi Konflik: bidang studi ini melibatkan orang-orang disekitar untuk memecahkan masalah. Artinya, dalam sebuah lingkungan pasti tidak akan bisa luput dari suatu permasalahan. Maka, untuk memecahkan masalah yang ada, masyarakat disekitar harus berkolaborasi dengan pihak yg bermasalah. Dengan adanya kolaborasi antara masyarakat dan pihak yang bermasalah, akan ada titik temu atau jalan tengah untuk menyelesaikan masalah yang ada. Sehingga masalah dapat diselesaikan dengan baik dan lingkungan sekita bisa menjadi baik lagi seperti semula. (6) Komunikasi Resiko: bidang ini mengkomunikasikan mengenai masalah yang sedang terjadi pada lingkungan sekitar. Hal ini juga berkaitan dengan komunikasi krisis karena berkaitan dengan isu-isu yang sedang terjadi pada lingkungan. Contohnya ketika ada berita mengenai mie instant menggunakan babi di Indonesia. Berita tersebut disebarkan dengan cara yang tidak jelas. Oleh karena itu, saat menyebarkan informasi harus menggunakan penjelasan yang terpercaya agar tidak menimbulkan permasalahan lingkungan. (7)Menampilkan Alam dalam Budaya Populer dan Green Marketing: bidang ini mengajarkan bagaimana caranya agar lingkungan dapat dengan mudah dikenal oleh masyarakat. Cara yang bisa digunakan salah satunya melakukan pemasaran mengenai lingkungan. Hal ini bisa diimplementasikan denga menggunakan lingkungan sekitar untuk dijadikan latar tempat dalam pembuatan video, film, fotografi, dan lainnya. Sehingga masyarakat bisa dapat dengan mudah melihat lingkungan sekitar dengan cara yang mereka suka. Cara itu juga menjadi salah satu cara yang digemari oleh masyakarat karena mengingat saat ini sudah jaman modern sehingga hal-hal seperti itu sudah lebih disukai oleh masyarakat dan mereka juga akan lebih tertarik dengan cara itu untuk melihat keadaan lingkungan sekitar.

            Dengan demikian, semoga tujuh bidang studi dari komunikasi lingkungan ini dapat mengubah persepsi masyarakat agar ikut serta dalam melestarikan lingkungan yang ada disekitar kita. Melestarikan lingkungan sekitar bisa dilakukan mulai dari diri sendiri dahulu kemudian semakin lama bisa menjadi sebuah kelompok. Jika sudah dalam bentuk kelompok maka, bisa menciptakan kampanya-kampanye yang mengajak masyarakat lain yang belum merubah persepsinya agar bisa ikut ambil bagian untuk melestarikan lingkungan sekitar.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun