Sikap keliru bila orang tua mengabaikan perawatan pada gigi susu anak karena berfikir nantinya akan berganti gengan gigi permanen. Sangat tidak betul bahwa tidak perlu dilakukan perawatan pada gigi sulung atau gigi susu. Kebanyakan masyarakat berfikir perawatan gigi mungkin belum menjadi priorotas. Jika gigi anak tak pernah di rawat dan dibiarkan rusak, seperti berlubang akan memengaruhi kesehatan giginya saat dewasa. Selain itu, ada juga dampak psikologis pada anak.
 Jika gigi anak berlubang atau bolong akan menjadi olok-olok secara psikologi bisa mengganggu anak. Pengalaman gigi berlubang pada anak-anak akan terbawa sampai dewasa. Bila terjadi yang sifatnya trauma pada perawatan gigipun akan terbawa hingga dewasa. Anak akan menjadi takut bertemu dokter gigi saat dewasa karena saat kecil pernah mengalami cabut gigi. Membiarkan gigi susu rusakpun berdampak luas.
- Pencernaan pada anak akan ikut terganggu. Sebab, jika ada gigi berlubang dan akan ompong makanan tidak akan lagi dikunyah dengan baik oleh anak.
- Jika gigi susu bermasalah akan membuat gigi permanen tumbuh berantakan. Gigi susu yang rusak sering kali di cabut sebelum waktunya. Gigi susu ini sebagai penahan ruang. Jadi, saling jaga ruangan agar tidak terpakai oleh gigi yang lain. Jika dicabut sebelum waktunya maka gigi sebelahnya akan bergeser sehingga gigi permanen tidak memiliki tempat jadi tumbuhnya berantakan.
Meskipun hanya sementara, gigi susu harus tetap di rawat dengan cara: rajinlah menyuruh anak sikat gigi setelah makan dan sebelum tidur, jangan sering beri permen atau coklat, seringlah mengecek kesehatan gigi anak ke dokter.