Mohon tunggu...
Farid Muadz Basakran
Farid Muadz Basakran Mohon Tunggu... Administrasi - Advokat

#Advokat #Mediator #Medikolegal I Pendiri BASAKRAN dan GINTING MANIK Law Office sejak 1996 I Sentra Advokasi Masyarakat I Hotline : +62816 793 313

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ibuku, Pahlawanku

9 November 2011   23:27 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:51 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tujuh puluh empat tahun yang lalu, tepatnya tanggal 10 November 1937, ibuku lahir di daerah Krukut, sebuah Kampung Arab, di Jakarta Barat sekarang ini dekat dengan daerah pecinaan di Glodok dan sekitarnya.   Sebuah distrik yang di zaman Hindia Belanda sudah berkembang menjadi kota perniagaan karena dekat dengan pelabuhan Sunda Kelapa. Dari pasangan Mubarak Hubeis dan Zubaedah Hubeis, yang kemudian memberi nama ibuku Faizah Hubeis. Ibuku dan orang tuanya serta saudara kandungnya pun pernah bertetangga dan bersebelehan rumah dengan almarhum Buya Hamka yang tahun ini baru ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional, ketika almarhum dan keluarganya menyewa sebuah rumah sebagai tempat tinggalnya antara tahun 1950 hingga 1955. Beberapa waktu setelah Indonesia merdeka, tepatnya 10 November 1945, terjadilah pertempuran di Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo dengan pekikan Allahu Akbar-nya untuk memberikan semangat bagi arek-arek Suroboyo untuk melawan penjajah Belanda yang hendak menguasai kembali bekas daerah jajahannya ini. Ketika hidupnya betapa bangga ibuku ketika berjumpa dengan 10 November. Di kemudian kisah heroik Bung Tomo dan arek-arek Suroboyo ini ditetapkan sebagai Hari Pahlawan. Dan hampir setiap tahunnya pula, pemerintah menetapkan figur-figur dan tokoh-tokoh yang berjasa dan telah mendahului kita semua ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional. Hari ini pun aku yang berjumpa dengan tanggal 10 November. Semua merayakannya sebagai hari Pahlawan. Aku pun terkenang kembali saat hidup bersama Ibuku. Ibu yang telah dengan susah payah mengandung selama 9 bulan lebih dan melahirkan diriku ke dunia ini. Payah dan berdarah-darah. ibuku melahirkanku. Bagiku, ibuku adalah pahlawanku. Ibuku wafat pada 4 Januari 2004, di waktu Ashar menjelang. Lima puluh hari sebelum acara pernikahanku, yang dua hari sebelumnya sudah dirundingkan didalam kamar dan tempat berbaringnya selama lebih dari 2 (dua) tahun lamanya karena Diabetes yang turun-temurun. Untuk mengenang beliau, anakku yang kedua kuberi nama Faizah. Allahummaghfirlaha warhamha waafiha wa'fuanha waakrim nuzulaha. Sampai bertemu kembali Ibuku, Pahlawanku di dalam surga Allah SWT. [caption id="attachment_141300" align="aligncenter" width="654" caption="Ibuku, duduk pertama dari kiri. Beliau memangku kakakku Helmi, berdasi kupu-kupu, yang sudah wafat pula pada Juni 2009."][/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun