[caption id="attachment_179943" align="alignright" width="300" caption="Dewi Aryani. Sumber : Google. http://www.pedomannews.com/pilkada-dki-2012/images/photos/Dewi_Aryani.jpg"][/caption] “Korupsi di Indonesia saat ini dilakukan orang-orang pintar lulusan universitas negeri top seperti UI, Gadjah Mada. Semuanya terlibat korupsi. Ini fakta,”Pernyataan Pak Marzuki Alie tersebut banyak yang menanggapi, terutama para Alumi UI. Anggota Komisi VII DPR RI, Dewi Aryani juga mengritik atas pernyataan tersebut. " Ada-ada saja. Hitung saja berapa orang yang korupsi dan siapa saja. Jangan mengklaim lembaganya, itu sangat tidak fair,". Selain kritikan tersebut Dewi menambahkan kritikannya. " Seharusnya Pak Marzuki nggak usah bawa nama institusi dong. Apa pak Marzuki kehabisan bahan sensasi, tidak sopan sekali jika ketua DPR berkata seperti itu," tegas Dewi. Pak Jimly, Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi juga menagatakan Marzuki Kok Ga Belajar-belajar
[caption id="attachment_179945" align="alignleft" width="300" caption="Jimly Assyiddiqie, Mantan Ketua MK. Sumber: Google. http://www.antarasumut.com/wp-content/uploads/2008/10/jimmly-asshidiqie.jpg"]
Saudara Heriyanto Bernadhi juga berkomentar di Kompasiana dengan tulisan yang berjudul “Marzuki Alie Pun Manusia, Bisa Galau dan Kacau”. Di dalam tulisan tersebut Saudara Heri sampai mengingatkan Pak Marzuki Alie mengenai perannya sebagai Ketua DPR RI yang bertanggung jawab atas kasus kursi sidang yang seharga 24 juta. Selai itu, Saudara Heri juga mengatakan, “Alangkah eloknya bila Marzuki Alie menyalahkan partainya dulu yaitu Partai Demokrat yang telah menghasilkan kader yang korup”.
Saya rasa kritikan Mbak Dewi Aryani, Pak Jimly dan ungkapan Saudara Heri tersebut bagus, namun terlalu buru-buru, belum tentu yang disampaikan media itu objektif . Dan kalau memang Pak Parzuki Alie menyatakan Korupsi di Indonesia dilakukan orang-orang pintar dari UI dan UGM, mengapa Pak Gumilar sebagai rektor UI diam saat dimintai tanggapan oleh wartawan? Saudara Heri, Mbak Dewi dan Alumni UI lainnya sangat perlu membaca ini sehingga dapat memahami yang sebanarnya dan Alumni UGM tidak sia-sia meminta bukti kepada Pak Marzuki.
Mati kita jangan langsung menyikapi berita di media, alangkah lebih bijaknya kalau kita menganalisis terlebih dahulu, sehingga tidak menimbulkan fitnah yang dapat menghancurkan persatuan bangsa.