Mohon tunggu...
Zul acut
Zul acut Mohon Tunggu... -

Gurat Merah hampir Pekat, Namun tidak semua malam itu kelam..mari menunggu pagi

Selanjutnya

Tutup

Catatan

“Sandiwara” Penangkapan Akil Oleh KPK Benarkah?

10 Oktober 2013   01:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:45 2700
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13813420211026799072

Apakabar mu wahai KPK,semoga tidak sedang berpikir tangan siapa lagi yang akan di “tangkap” atau sedang memilah milah sadapan, enaknya siapa ya. Namun sekali lagi saya apresiasikan kinerja teman – teman KPK khususnya tim penyidik dan prajuritnya, kalo untuk pimpinannya sedikit saja saya apresiasikan…, tak apa ya..

Melawan lupa

Fahri Hamzah Anggota DPR RI dari PKS dalam kicauannya di twitter mengingatkan kita tentang beberapa hal berikut :

1) Di tengah kenikmatan kalian menonton penderitaan akil dkk...jawablah pertanyaanku kasus #CENTURY SAMPAI DIMANA? 2) Ini lobotomy...saraf otak kita satu2 dipindahkan dari tempatnya... 3) Berani gak wartawan bertanya: Dimana WK sekjen ESDM yg ada uang ditemukan di ruangannya...?? 4) DOLAR yang ditemukan di Rumah RR bersambung dengan No Seri uang Dollar di ruang WK. Kenapa berhenti? 5) Di ruang WK disita buku berisi daftar penerima uang dari DPR dan Kabinet. Kenapa dihentikan dan catatannya hilang? 6) Kenapa kesaksian Yulianis di depan majelis diabaikan? 7) Masih banyak yg bikin kepala sakit...tapi sebentar lagi kita lupa dan bertepuk tangan lagi...

(sumber:twitter.com/Fahrihamzah)

[caption id="attachment_284237" align="aligncenter" width="471" caption="Akil Muchtar /liputan6.com"][/caption] Terlepas dari kicauan bang fahri, yang jelas saya dari awal sudah mencium ada aroma yang kurang sedap dalam kasus nya om akil, namun sebelumnya saya membedakan aroma tersebut bukan pada masalah menerima suap yang di lakukan Akil tapi tapi lebih ke penangkapan yang dilakukan KPK benarkah penangkapan dilakukan “murni” penangkapan atau hanya sekedar merangkai benang merah sandiwara, atau episode – episode yang sudah disusun oleh KPK sendiri.

Saya sangat yakin KPK sudah lama membuntuti AM, paling tidak AM sudah 2 periode di MK pertanyaannya kenapa baru sekarang ditangkap..? (ya karena baru ada kesempatan…hehehehe jawaban ngawur..) Tapi kita tunggu om akil berkicau ala Nazaruddin di Demokratwalaupun Kicauannya tidak begitu di hiraukan oleh KPK. Pertanyaan Besar beranikah AM berkicau..? Apalagi melibatkan beberapa tokoh besar lainnya dalam tubuh Golkar dan PDIP. Atau jangan – jangan nantinya AM ikut “bersandiwara” dalam kasus ini.

Masih ingatkah kita “Sandiwara” penangkapan Presiden PKS…? Namun Hingga Hari ini KPK belum dapat menunjukkan Bukti sedikitpun tentang kesalahan Pak LHI, hanya yang di orbit masalah Poligami, lucu..

Masih ingatkah kasus bocornya sprindik Anas mantan Ketum Demokrat, walaupun kini sudahdijadikan tersangka sudah berapa kalikah KPK memeriksa Anas, atau kasus Mantan Menpera pak AM sudah berapa kalikah di periksa. Apakah hanya “sandiwara” ?

Yang masih segar dalam ingatan kita adalah “sandiwara” Bocornya jadwal penggeledahan rumah bendahara Umum PDIP Olly Dondokambey di Manado terkait pembangunan pusat olahraga Hambalang. Bocor apa bocor. Amankah KPK jangan sampai KPK tangkap tangan diri sendiri, atau jangan sampai di pelesetkan menjadi Menu” Ayam Tangkap” di Aceh. Tobat deh, semoga tidak terjadi.Karena menu Ayam tangkap itu lumayan enak, di tangkap lalu dimakan.

Di ujung harap tentunya semua sangat menyayangkan kenapa hakim MK bisa terlibat kasus ini. Jadi lembaga penegak hokum yang mana yang masih layak dipercaya..? atau semua hanya bersandiwara.

Selamat bekerja KPK, selesaikan semua kasus korupsi besar dinegeri ini sebelum 2014. agar engkau tidak dikatakan sedang bersandiwara, kalau tidak cukup karyawan dan uang silahkan sampaikan lagi ke SBY asal jangan pernah terima dana Asing, Negara ini belum jadi pengemis, walau banyak hutang di sana sini. Yang jelas jangan pernah mempermainkan Hukum. (LS)

10/10/2013

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun