MASYARAKAT Jawa di masa silam memang layak dibanggakan. Nilai-nilai kearifan yang mereka agungkan tidak sekadar diimplikasikan melalui karya sastra semisal: tembang-tembang maca pat, lelagon, kata mutiara, atau wayang; namun pula melalui dolanan bocah.
Nilai-nilai kearifan yang terkandung di dalam dolanan bocah ternyata tidak sekadar mampu mempererat hubungan sosial di antara anak-anak, melainkan pula mampu memberikan manfaat pada mereka baik dalam mencerdaskan otak maupun meningkatkan ketangkasan dan keberanian.
Banyak ragam dolanan bocah yang masih bisa kita ingat dan praktikkan, sekalipun semakin hari semakin tergusur oleh permainan-permainan modern. Adapun berbagai ragam dolanan bocah yang akan diuraikan satu per satu di dalam buku ini, antara lain: Jethungan, Jamuran, Sur-suran (dolanan bocah saat purnama); Dhakon dan Bas-basan (permainan anak yang melatih kecerdasan): serta Jlong-jling, Ganepo, dan Benthik (dolanan bocah di siang hari).
Dolanan Bocah Saat Purnama
Jethungan
Jethungan lazim dimainkan oleh anak laki-laki. Permainan ini dilakukan oleh 2 kelompok, yakni: pihak kalah dan pihak menang. Pihak kalah terbagi menjadi 2 bagian, yakni penjaga brok (pohon cukup besar yang tumbuh di halaman rumah) dan pencari (penangkap) pada seluruh anggota pihak menang yang bersembunyi.
Pihak kalah dianggap menang, bila dapat menangkap seluruh anggota pihak menang. Namun bila salah seorang dari pihak menang berhasil menyentuh brok tanpa tersentuh tubuhnya oleh penjaga, maka pihak kalah akan tetap statusnya pada putaran permainan selanjutnya.Â
Manfaat dari dolanan Jethungan: pertama, melatih anak-anak di dalam menjalin kekompakan di dalam berkelompok. Kedua, melatih keberanian anak-anak pada malam hari. Ketiga, melatih kecepatan dan ketangkasan anak-anak. Karena permainan ini menuntut kecepatan dan ketangkasan anak-anak di dalam berkelit dari tangkapan lawan. Keempat, memberikan hiburan yang menyehatkan bagi anak-anak.
Jamuran
Permainan Jamuran dimainkan secara individual dalam satu kelompok oleh anak-anak perempuan. Bagi pihak kalah selalu berada di tengah lingkaran anak-anak yang berputar sambil menyanyikan lagu Jamuran: //Jamuran ya gegethok/Jamur apa ya gegethok/Jamur gajih bejijih saara-ara/Semprat-semprit jamur apa?//. Sesudah bernyanyi, anak-anak bertanya pada pihak kalah: Ayo, Jamur apa(Lantas, Jamur apa)?