Di manakah tempat paling enak untuk ngopi di dunia ini? Tentu banyak, sama banyaknya dengan rasa kopi yang beraneka citarasa tersebar di berbagai tempat di seluruh tanah air dan seantero dunia. Tapi, kopi Asiang yang satu ini memang benar-benar enak dan tampil beda. Di dalam beberapa hal mari kita ikuti laporan berikut ini.
Asiang adalah nama pemilik kedai kopi di jalan Merapi Pontianak. Usianya kini lebih dari 60 tahun dan dikaruniai dua putra dari satu istri. Ia adalah turunan ke dua pengelola warung kopi yang (salah satu) paling terkenal di Pontianak, Kalimantan Barat (Kalbar). Ia adalah turunan ke dua setelah ayahnya menyerahkan tongkat estafet pengelolaan kedai tersebut sejak tiga dekade terakhir.
- Warung kopi ini hanya buka dari jam 03.00 pagi sampai pukul 13.00 siang saja. Setelah itu, jangan harap Asiang akan melayani tamunya meskipun mengemis dengan berbagai alasan.
- Selama menjalankan tugasnya sebagai penjual kopi Asiang tidak menggunakan baju sama sekali meskipun ia menggunakan celana pendek (boxer).
- Asiang meracik sendiri kopinya sampai menjadi bubuk kopi melalui resep sendiri yang tidak disebutkan apa rahasia resepnya.
- Asiang menggunakan gelas atau cawan yang terbuat dari tanah liat dan dipesan khusus ke salah satu pabrik gelas di Johor, Malaysia. Gelas unik bermotif aksara dan bercorak gaya China itu bentuknya menarik, selain kuat dan tebal juga memiliki tekstur seni dari China.
- Warung kopi ini tidak menyediakan jaringan internet (wifi) untuk pengunjungnya sehingga kita tidak akan menemukan pengunjung yang membuka laptop atau apapun yang berkaitan dengan kebutuhan terhadap internet.
Warung kopi ini telah buka dari tahun 1958. Selama 54 tahun berkecimpung dalam bisnis ini Asiang mampu menahan gempuran pesaing di berbagai kedai atau warung yang banyak tersebar di sekitar lokasi warung Asiang. Resepnya adalah :
- Citarasa kopi yang memang mampu membedakannya dengan di warung lainnya.
- Layanan ramah dan bersahabat istri dan Asiang sendiri terhadap tamu-tamunya, Mereka tetap memberi senyuman dan memberi jawaban apapun yang ingin mengetahui sejarah dan latar belakang warug kopi ini, kecuali satu hal : Resep atau Bumbu apa yang mereka gunakan.
- Ciri khas Asiang yang tak lazim dan mungkin tak masuk dalam etika bisnis manapun di atas muka bumi tentang layanan terhadap pelanggan dengan tidak memakai baju sehingga -maaf- terlihat ketiak Asiang pun terlihat saat mengangkat tinggi-tinggi satu ceret ke tempat saringannya berulang-ulang. Tak pernah ada yang menilai hal itu sesuatu yang tabu dan menilai kurang sedap tentang hal ini.
Akibatnya tak heran, berbagai media cetak dan elektronik telah mewawancarai Asiang baik dalam dan luar negeri. Media besar nasional seperti Kompas dan Suara Pembaharuan dan Jawa Pos telah berulang kali menayangkan berita tentang keunikan dan kehebatan sang maestro kopi dari Pontianak ini.
Lain lagi pengalaman Hanafi pedagang permata dia melakukan pembcaraan sambil ngopi dengan pengunjung (tamu) lainnya, tak ayal Hanafi mampu menjual batu permata seharga Rp.170 juta rupiah dalam sehari. Hanafi terus menggeluti pola dagang seperti ini hampir setahun terakhir ia mangkal di warung Asiang dari pagi sampai petang. Masih banyak pedagang lainnya seperti Hanafi yang beromzet puluhan bahkan ratusan juta bernegosiasi di warkop ajaib yang satu ini meskipun tidak tentu sukses setiap hari.
Tidak saja kedua tokoh disebutkan di atas, di warung ini juga tempat mangkal para pekerja kantoran dan perusahaan serta BUMN menjalin komunikasi dan negosiasi dengan klien dan pelanggan mereka. Bahkan untuk urusan politik pun sering ada pertemuan di warung ini, misalnya pada saat keributan FPI dan warga Dayak beberapa waktu lalu, salah tokoh masyarakat Melayu, Erwin Odang "Datuk Melayu" mengimbau kepada warga Melayu agar tidak terpancing isue dan masuk dalam konflik karena persoalannya tidak seperti yang didesas-desuskan dari mulut ke mulut. Erwin dinilai berhasil menenangkan emosi warga terutama warga Melayu.
Ia tak sungkan melayani tamunya yang datang berjubel, mulai dari Gubernur Kalbar, Kapolda, Pangdam, Pejabat teras negara, pengusaha papan atas dan para artis serta tokoh-tokoh parpol yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam tulisan ini.
"Jika ingin bertemu dengan petinggi pejabat daerah yang berkunjung ke warkop ini datanglah pada hari Jumat, Sabtu dan Minggu, biasanya mereka datang pada akhir pekan," kata Asiang kepada penulis yang sempat mengajaknya ngobrol ringan disela-sela kesibukannya, Senin (14/5).
Ketenaran Asiang memang luar biasa, tak ayal media cetak dari Malaysia, Singapore bahkan Jepang meliput kehebatan warkop ajaib yang satu ini. Salah satu majalah di Jepang, kalau tak salah menulis nama majalah itu adalah "Nan Kyoku Sei" edisi Januari 2011 lalu memasukkan warkop ini dalam liputan mereka. Asiang sendiri memberikan majalah tersebut kepada penulis.