Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Poin Kekalahan Clinton Ada di 'Florida'?

11 November 2016   03:30 Diperbarui: 12 November 2016   13:19 1047
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar : Berbagai sumber. Edit abanggeutanyo

Prosesi panjang dan melelahkan dalam Pemilu Presiden AS 2016 telah mencapai puncaknya pada 8 Nopember malam waktu setempat dan sama-sama telah kita ketahui Donald John Trump (DJT) telah memastikan menjadi Presiden AS ke 45 menggantikan Barrack Obama. 

Kekalahan Hillary Clinton atas Donald Trump dalam Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) AS 2016 wajar amat menyakitkan dan membuat sedih Clinton dan pendukungnya. Saat tulisan ini disiapkan ratusan ribu pendukung Clinton sedang meluapkan kemarahan mereka melalui aksi demonstasi di kota-kota basis kuat demokrat seperti di New York City, Washington City, Ohio dan negara bagian NY. Meski menang tipis dalam jumlah suara (Popular Vote) akan tetapi Clinton kalah jauh dalam Electoral Vote sehingga Clinton harus menguburkan dalam-dalam impiannya bahkan mungkin untuk selamanya karena gagal mencetak sejarah AS sebagai ibu negara yang mampu menjadi kepala negara wanita pertama AS.

Mungkin tidak penting menguraikan bagaimana proses pemilu itu digelar. Selain telah sering dijelaskan dalam berbagai artikel juga akan menambah panjang dan lebar artikel ini. Oleh karenanya, mari kita lihat saja hasil akhirnya. Trump mengumpulkan 279 electors sementara Clinton meraih (mengumpulkan) 228 electors atau delegasi. Padahal untuk menjadi pemenang, salah satu kandidat cukup meraih 270 electors saja.

Mengapa Clinton kalah, tentu banyak juga sudah ulasan dan analisa tentang hal itu. Mari kita lihat dari sisi lain, di manakah dan siapa telah menguburkan harapan Hillary Clinton menjadi presiden AS dan (maaf) mungkin untuk selama-lamanya? Tak salah lagi, negara bagian Florida kini dijadikan sasaran penyesalan kubu Clinton. 

Mari kita menuju Florida.

Sesuai dengan jumlah delegasi yang telah diatur dalam sistem pemilu AS negara bagian Florida adalah salah satu negara bagian yang memiliki jatah delegasi besar, mencapai 29 dan uniknya lagi menganut sistem winner-takes-all. Maka meski Trump menang tipis Popular Vote atas Clinton di sini (berdasarkan sistem winner takes all), tapi 29 suara electors Florida menjadi milik Trump. Andai Trump kalah di sini, maka Clinton menjadi pemenang, demikian pandangan dan analisa beberapa kubu Clinton.

Benarkah Florida mempermainkan Clinton atau Demokrat? Rasa-rasanya tidak. Mari melihat sejenak ke belakang posisi Florida dalam enam kali Pemilu Presiden AS sebelumnya sebagai berikut:

  • Pada pemilu 1992 partai Republik menang di Florida. George H. W. Bush meraih 40,9% popular vote dan meraih 25 electoral vote. Meski demikian, Bill Clinton menang Pilpres AS 1992,
  • Pada pemilu 1996 partai Demokrat menang di Florida. Bill Clinton meraih 48,02% popular vote dan meraih 25 electoral vote. Bill sukses melanjutkan periode sebagai Presiden AS,
  • Pada pemilu 2000 partai Republik menang di Florida. George W. Bush meraih 48.85% popular vote dan meraih 25 electoral vote mengalahkan kandidat Demokrat, Al Gore 48.84%, kalah tipis 0,01% sempat heboh pada masa itu. Bush menang Pilpres 2000,
  • Pada pemilu 2004 partai Republik kembali menang di Florida. Bush meraih 58,10% popular vote dan meraih 27 electoral vote mengalahkan kandidat Demokrat, John Kerry,
  • Pada pemilu 2008 partai Demokrat menang di Florida. Obama meraih 51.03% popular vote dan meraih 27 electoral vote mengalahkan kandidat Republik, John McCain,
  • Pada pemilu 2012 partai Demokrat menang kembali di Florida. Obama meraih 50,01% popular vote dan meraih 29 electoral vote mengalahkan kandidat Republik, Mitt Romney,
  • Dan kini pada pemilu 2016 partai Republik menang di Florida. Donald Trump meraih 49.06% popular vote dan meraih 29 electoral vote mengalahkan Hillary Clinton 47.79%.

Demikian profil Florida dalam peranannya yang silih berganti memenangkan Demokrat atau Republik dan kali ini Dewi Fortuna Florida memihak Donald Trump sekaligus meninggalkan luka mendalam, keheranan dan penyesalan mendalam kubu Clinton. 

Penyesalan dan keheranan kubu Clinton pada Florida memang ada dasarnya sebab Florida diprediksi menjadi lumbung Demokrat sebagaimana prediksi CNN 2 hari sebelum pemilu digelar, memprediksi Clinton akan menang. Bahkan NY Times meramal Clinton akan menang mencolok, "85%. Hillary Clinton has an 85% chance to win", tulis judul berita tersebut.

Maka wajar, kekalahan Clinton benar-benar mengejutkan dan membuat kecewa kubunya sendiri meski disambut gegap gempita kubu Trump yang langsung saja diajak melihat-lihat Gedung Putih oleh Obama entah sebagai sindiran melihat ketidaksabaran Trump atau memang demikian prosedur salah satu tugas mantan penguasa Gedung Putih pada calon penggantinya.

Hillary Clinton sendiri menyebutkan kalimat berandai-andai tersebut sebagai dilansir oleh politico.com edisi 10 Nopember 2016. “If we win Florida, there’s no way my opponent can win. That’s why he’s gonna be in Florida today. He knows that." ujar Clinton sambil menambahkan bahwa ia tidak akan berhenti menegakkan kebenaran di balik kemenangan Trump yang menurutnya telah memperlihatkan banyak keburukan untuk masa depan AS selama proses pemilihan berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun