Mohon tunggu...
Giwangkara7
Giwangkara7 Mohon Tunggu... Dosen - Perjalanan menuju keabadian

Moderasi, sustainability provocateur, open mind,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Faham Agama menurut Muhammadiyah

30 Juli 2013   01:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:51 8041
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Muhammadiyah merupakan gerakan keislaman yang sudah lama eksis di Indonesia, didirikan tahun 1912 tetapi pergulatan pemikiran kemuhammadiyahan sudah muncul sebelum tahun tersebut dalam diskusi dan aksi KH Ahmad Dahlan bersama dengan santri-santrinya. Gerakan ini memiliki tujuan untuk mengantarkan jamaahnya ke pintu surga serta juga sukses dalam kehidupan duniawiyah. Faham keagamaan menurut Muhammadiyah digali dari sejarah berdirinya organisasi dan juga diskusi yang berlangsung antara sang pendiri dengan para murid-murid generasi pertama serta dokumen-dokumen resmi keorganisasian. Diantara dokumen-dokumen tersebut adalah Surat Al Ma’un, 17 kelompok ayat Al Qur’an yang dipelajari oleh murid-murid KH Ahmad Dahlan, 7 kelompok falsafah kemuhammadiyahan.

Faham Islam dalam Muhammadiyah adalah kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah. Ialah faham Islam yang murni yang merujuk kepada sumber ajaran yang utama yaitu Al Qur’an dan As Sunnah yang Shohihah dan Maqbulah serta berorientasi kepada kemajuan. Kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah yang otentik dan dinamis.

Muhammadiyah mengusung gerakan kembali kepada Al Qur’an dan As Sunnah karena keduanya merupakan sumber asli dari ajaran-ajaran Islam dengan ‘kebenaran mutlak’ yang bersifat terbuka, demikian merujuk kepada pernyataan KH Azhar Basyir. Selain itu Muhammadiyah merujuk kepada Al Qur’an dan Sunnah dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan jiwa ajaran Islam. Dengan demikian Muhammadiyah berdiri sebagai gerakan yang berusaha benar-benar ‘membumikan’ ajaran Islam dalam kehidupan nyata. Menjadikan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW sebagai pokok ajaran agama dengan akal pikiran (ro’yun) sebagai pengungkap dan mengetahui kebenaran yang terkandung dalam keduanya, juga mengetahui maksud-maksud yang tercakup dalam pengertian Al Qur’an dan As Sunnah.

Akal pikiran yang dinamis dan progresif mempunyai peranan yang penting dan lapangan yang luas dalam gerakan Muhammadiyah. Dengan demikian pintu ijtihad bagi Muhammadiyah selalu terbuka agar ajaran Islam selalu sesuai dengan perkembangan jaman. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pemikiran formal tentang faham keagamaan dalam Muhammadiyah dapat dilihat pada Hasil Muktamar dan Musyawarah Nasional Tarjih Muhammadiyah; 12 Langkah Muhammadiyah; Masalah Lima; Tafsir Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah; Matan Keyakinan Cita-Cita Hidup Muhamadiyah; Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah. Beberapa dari dokumen tersebut bisa diunduh di situr resmi Muhammadiyah di SINI.

Muhammadiyah mempraktekkan faham keagamaannya dalam kehidupan nyata. Menerapkan dalil aqli dan naqli dalam praktik kehidupan bermasyarakat sehingga sampai sekarang berkembang dan memiliki aset yang lumayan besar dengan gerakan di bidang pendidikan, kesehatan, dakwah, kemasyarakatan dan sebagainya. Muhammadiyah bukan gerakan kemarin sore yang hanya peduli pada isu-isu tertentu tanpa berbuat nyata.

(Catatan ringan saat menyimak pemateri acara Baitul Arqam Muhammadiyah di salahsatu kampus PTM)

Jakarta, 2013-07-30

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun