Mohon tunggu...
AAA. Muh. MBambang MPragolo
AAA. Muh. MBambang MPragolo Mohon Tunggu... Mbah Gantheng / X-Code -

Untuk melihat profile, klik disini : https://www.orang-gantenk.co.id Atau, klik disini : https://www.orang-koplax.co.id Atau, klik disini : https://www.orang-ndlahom.co.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Elu, Ndeso!

5 Juli 2017   19:58 Diperbarui: 14 Juli 2017   05:09 1418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Elu Memang Ndeso

Ndeso adalah kosa kata bahasa jawa, diambil dari kata desa, yang memiliki makna sebuah tempat di luar perkotaan atau kota.

Orang yang bermukim di desa terbiasa disebut "wong ndeso", bagi wong ndeso sendiri sebutan itu tidak menjadi masalah besar, sebab memang fakta dan keadaannya adalah begitu adanya.

Ndeso atau desa selalu dianalogikan dengan hal-hal orang pinggiran (bukan kota), udik, serba alamiah karena dekat dengan alam, dalam hal ini mengandung makna tersirat berkutat dengan aktifitas persawahan perkebunan maupun menggembala kambing atau kerbo, dll.

Bagi wong ndeso tulen, hal ini tidak menjadi masalah, bahkan mereka cenderung bangga disebut wong ndeso.

Mengapa demikian ? 

Sebab mereka memang murni wong ndeso yang tekun, baik, dan memiliki moral yang luhur. 

Jadi mereka tidak merasa tersinggung disebut wong ndeso, bahkan rata-rata mereka sangat bangga disebut demikian.

Lain lagi dengan penggalan sebutan kata "Ndeso" yang disematkan kepada orang yang tidak baik, alias orang yang moralnya rendah. 

Sebutan itu ditujukan sebagai makna sitiran alias sindiran halus, bahwa kelakuan dan tabiatnya itu sangat rendah dan tidak lebih baik dari wong ndeso yang hidup sederhana di pedesaan namun rata-rata memiliki moral dan berbudi luhur. 

Satiran ini memiliki makna, orang desa yang rata-rata berpendidikan terbatas saja akhlaknya lebih mulia, lha kalian yang merasa diri hebat koq moralnya jauh dibawah moral yang dimiliki wong ndeso yang kehidupannya serba terbatas dari dunia modern.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun