Mohon tunggu...
Blasius Mengkaka
Blasius Mengkaka Mohon Tunggu... Guru - Guru.

Guru profesional Bahasa Jerman di SMA Kristen Atambua dan SMA Suria Atambua, Kab. Belu, Prov. NTT. Pemenang Topik Pilihan Kolaborasi "Era Kolonial: Pengalaman Mahal untuk Indonesia yang Lebih Kuat" dan Pemenang Konten Kompetisi KlasMiting Periode Juli-September 2022.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ramalan Pertarungan Para Bintang "GK" di Pilpres 2019

25 September 2017   06:48 Diperbarui: 25 September 2017   07:30 5855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bintang (Pixabay.com)

          Waktu bergulir begitu cepat. Tak terasa, lagi sekitar 1,7 tahun lagi, Pilpres 2019 akan segera datang. Berbagai manuver politik tampaknya tak memiliki taring berarti. Kejadian paling akhir ialah menguatnya kelompok agama dalam Pilgub DKI Jakarta 2017 yang lalu. Akankah kelompok ini akan muncul dalam Pilpres 2019? Tidak bisa dipastikan namun kelompok-kelompok yang mencoba memanfaatkan isu agama telah tersalurkan dalam Pilgub DKI Jakarta sehingga mood Pilpres 2019 benar-benar bersih dari isu Sara. Pilgub DKI Jakarta telah menjadi momentum refleksi bagi banyak Partai yang memanfaatkan isu agama. Banyak pengamat memprediksikan, para calon pemimpin Indonesia dari Generasi Kedua (GK)  akan tampil untuk memberi arti pada Pilpres 2019 yang akan datang.

     Siapakah kelompok calon pemimpin Indonesia dari "Generasi Kedua (GK)" yang akan segera terbit? Kelompok mereka ialah para calon pemimpin yang telah dilahirkan hari ini, bukan esok atau waktu yang akan datang. Publik Indonesia telah jelas melihat betapa pertarungan Pilpres 2019 akan lebih bersih karena melibatkan para calon pemimpin generasi kedua. Para calon pemimpin generasi kedua akan tampil bersih. Siapakah mereka? Tak pelak kalau bicara tentang calon pemimpin Indonesia dari "Generasi Kedua (GK)", pikiran kita langsung merujuk pada putera-puteri Presiden terdahulu dan penguasa Media dan Partai.

     Agus Harimurti Yudoyono, putera Presiden RI ke-6, Presiden SBY, diramalkan akan tampil sebagai Capres dalam Pilpres 2019. Ia akan diusung penuh oleh Partai Demokrat. Seperti kita ketahui bahwa dalam Pilpres 2014, Partai Demokrat tak memimpin Koalisi. Sebagai Partainya penguasa selama kepemimpin Presiden SBY selama 10 tahun, Partai Demokrat saat itu mengambil jalan netral. Kondisi ini adalah sebuah keuntungan Partai Demokrat untuk tampil bersih mengusung Agus Harimurti Yudoyono. Dia atas kertas, Koalisi Demokrat yang mungkin ialah Golkar dan Hanura. Sambil menunggu sikap Partai-Partai pelengkap di tubuh Koalisi PDI-P dan Koalisi Gerindra yang belakangan tak terdengar lagi keakuran mereka di depan publik.

     Jika Nasdem memilih untuk mengusung sendiri calon Presiden dalam Pilpres 2019, dalam hal ini, Nasdem mengusung putera Surya Paloh, Prananda Surya Paloh. Maka jelas, Nasdem akan keluar dari Koalisi Kerakyatan (PDI-P). Nasdem mungkin akan berkoalisi dengan PKB dan  PAN demi menggolkan Prananda Surya Paloh sebagai Capres atau Cawapres.

     Sementara itu, PDI-P dipredikasikan akan menggolkan Puan Maharani sebagai Capres. Puteri Presiden RI ke-5 Presiden Megawati Soekarnoputeri ini jelas akan digadang-gadangkan oleh PDI-P untuk menjadi Capres di Pilpres 2019. PDI-P sendiri masih terlihat solid. Kalau PDI-P kehilangan Nasdem dalam Koalisinya artinya hanya tertinggal PKB dalam Koalisi PDI-P.

     Sementara itu, Yenny Wahid, puteri mendiang Presiden RI ke-4 Presiden Gus Dur juga dikhabarkan akan maju dalam Pilpres 2019 sebagai capres atau Cawapres. Dukungan terhadap Yenny Wahid menguat saat ini karena pengaruh Organisasi NU dan PKB masih tinggi. Sebagai pewaris politik mendiang Presiden ke-4 RI, Yenny Wahid berada pada posisi yang tepat dan menunggu saat yang tepat juga untuk dimajukan sebagai calon Presiden Republik Indonesia. Yenny Wahid akan seperti mendiang ayahnya muncul pada saat yang tepat. Seandainya Yenny Wahid didukung oleh salah satunya PKB, maka bisa jadi PDI-P dalam Pilpres 2019 akan berjuang sendiri tanpa Koalisi untuk menggolkan Puan Maharani sebagai Capres.

     Boleh dikatakan bahwa di atas kertas peta perpolitikan menjelang Pilpres 2019, para Calon Presiden dan Wakil yang berasal dari Generasi Kedua (GK) memperoleh sinyal paling kuat untuk tampil ke depan. Mereka mewarisi jiwa dan semangat ayah mereka masing-masing untuk rakyat Indonesia. Saat ini karier politik mereka sedang bersinar cerah. Mereka adalah bintang-bintang baru calon pemimpin Indonesia baru yang sedang terbit di kala fajar baru merekah di bumi Nusantara. Kalau itu yang terjadi maka Pilpres 2019 adalah Pilpres-nya milik para calon pemimpin Indonesia kelahiran pemimpin-pemimpin sebelumnya. Mereka disebut para calon pemimpin "Generasi Kedua (GK)". Mudah-mudahan mereka akan membawa Indonesia menjejaki langkah nyata di era globalisasi yang semakin canggih ini. Dengan demikian, pertarungan pada Pilpres 2019 ibarat pertarungan final antara para bintang baru yang tengah melejit dalam jagat perpolitikan Republik Indonesia saat ini. Tentu kondisi ini akan menjadi sebuah pertarungan sengit dan amat menarik untuk diikuti. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun