Mohon tunggu...
Martin Dennise Silaban
Martin Dennise Silaban Mohon Tunggu... Wiraswasta - Community Organizer

A learner. Who's interested by social issues, Theology, Philosophy, and Community Empowerment.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Main Hakim Sendiri, Polisi, dan Pendidikan

8 Agustus 2017   15:57 Diperbarui: 8 Agustus 2017   17:58 1218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: galaberita.com

"Massa adalah pertama,salinan kabur orang besar,kedua,pembangkangan melawan orang besar,ketiga,alat orang besar.(F.nietzsche)

Belum lama ini,masyakat kita dihebohkan dengan berita mengenai seseorang yang dibakar karena (diduga) mencuri Amplifier sebuah mushala.Kejadian ini terjadi pada tanggal 1 Agustus 2017 lalu, di daerah Bekasi.Berbagai kecaman dan rasa keprihatinan yang mendalam turut mewarnai pemberitaan ini. Berbagai pihak menyayangkan aksi pembakaran yang dilakukan gerombolan orang yang berada di sekitaran tempat kejadian.

Aksi "brutal" sekelompok orang yang juga masyarakat kita ini,bukan satu atau dua kali terjadi.Dilansir dari brilio.com,sudah terjadi beberapa kali aksi main hakim sendiri yang dilakukan oleh masyarakat kita.Dua tahun lalu,yakni pada tahun 2015,seseorang juga tewas di daerah Tangerang karena amukan massa.Kemudian bulan Januari yang lalu, dua orang begal di daerah Sidoarjo,juga berujung nyawa ditangan warga.

Banyak yang bertanya-tanya mengapa peristiwa main hakim sendiri ini terus terjadi.Kebanyakan menyebut bahwa hal ini terjadi karena krisis kepercayaan masyarakat terhadap Polisi (MediaIndonesia.com).Sehingga masyarakat mengadakan tindakan pengadilan "jalanan" bagi para pelaku dan juga terduga yang melakukan kejahatan.Efek yang diharapkan dari tindakan ini diharapkan membuat orang yang berkeinginan melakukan tindakan yang sama akan jera.

Krisis kepercayaan masyarakat terhadap Polisi Acapkali dijadikan alasan pembenaran tindakan masyarakat tersebut. Begitu juga dengan kejadian pembakaran di Bekasi,"kambing hitam" dari apa yang dilakukan oleh masyarakat adalah Polisi.Ketua Indonesian Police Watch(IPW) mengaminkan pula hal ini. Dilansir dari MediaIndonesia.com,Neta S Pane berpendapat bahwa ada sebagian masyarakat yang tidak puas dengan kinerja Polisi menyelesaikan kasus,sehingga akhirnya main hakim sendiri.

Tetapi benarkah demikian adanya? Apakah penyebab dari "kebrutalan" masyakarat kita ini hanya karena Polisi tidak mampu maksimal menyelesaikan kasus hukum? Tidak adakah penyebab lain yang membentuk masyarakat kita seakan kehilangan hati nurani dalam suatu tindakan tidak manusiawi membakar sesamanya? Apa yang harus dilakukan,agar kejadian tidak terpuji ini dapat direduksi dan bukan menjadi kebiasaan dan bahkan dianggap normal oleh masyarakat kita?

Kinerja Polisi

Polisi menjadi sorotan masyarakat terkait dengan kasus-kasus yang seringkali tidak diselesaikan dengan baik. Hal ini pun menimbulkan persepsi negatif masyarakat terhadap Polisi. Banyak yang tidak percaya dengan apa yang dilakukan polisi,hingga acapkali lembaga ini masuk dalam  penilaian yang buruk dari masyarakat.

Begitu juga dalam kasus pembakaran di Bekasi.Polisi turut juga menjadi "kambinghitam" yang dianggap layak disalahkan dalam kejadian tersebut.Diberitakan dalam Tribunnews.com bahwa polisi tiba pukul 18.00 di tempat kejadian.Dan itu setelah korban telah meregang nyawa di bakar warga.Respon lambat polisi pun menambah deretan penilaian negatif lembaga ini.

Menariknya semenjak pergantian pimpinan Polri,banyak yang menilai bahwa tingkat kepercayaan masyarakat pada polisi masih tinggi.Kompas.com memberitakan hal  yang sama.Bahwa persepsi positif yang diberikan oleh masyarakat pada polisi terus mengalami kenaikan.Dibarengi juga oleh penyelesaian kasus-kasus besar yang dapat ditangani polisi.

Apakah hal ini agaknya belum berlaku di Bekasi ?.Karena jika masyarakat di sana sudah memiliki penilaian positif dan meyakini polisi mampu menyelesaikan kasus hukum dengan baik,tentu kejadian itu tidak terjadi.Lalu dimana salahnya? Apakah memang masyarakat di Bekasi masih menilai negatif kinerja polisi,hingga masih bertindak main hakim sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun