Lihat ke Halaman Asli

ZULFIAN SYAH

UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Jalin Kehangatan Bersama Mereka

Diperbarui: 15 Maret 2018   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hari Kasih Sayang."

Bagaimanakah pandangan Anda terhadapnya? Apakah itu merupakan hari yang senantiasa diperingati oleh jutaan umat manusia, tepatnya tanggal 14 Februari setiap tahunnya? Benarkah demikian?

Tanggal 14 Februari digadang-gadangkan sebagai "Hari Kasih Sayang" oleh sebagian besar kalangan. Tua, muda, dewasa tak terlepas dari anggapan tersebut, apalagi remaja. Jikalau memang demikian, berarti kasih-sayang Anda kepada keluarga hanya sekali dalam satu tahun? "Hmmm... Miris memang."

Namun sebelumnya, apakah memang itu yang dinamakan dengan "Hari Kasih Sayang?"

Bagi penulis, hari kasih sayang merupakan saat di mana kita bisa menjalani setiap kegiatan bersama keluarga. Tak sekedar satu atau dua hari, minggu, bulan, atau mungkin tahun. Melainkan setiap saat kita bisa bersama keluarga, menjalin kebersamaan, sehingga tercipta kehangatan keluarga, keharmonisan, serta keluarga yang erat dan utuh.

Apakah itu dalam hal bahagia? "Tidak mesti bahagia." Dalam suasana suka ; duka? Ya, memang demikian. Kasih-sayang tercipta bukan hanya dalam suasana bahagia, sebaliknya dalam suasana duka, rasa kasih dan sayang akan terasa lebih erat dan bermakna, bukan? Di mana, satu dengan yang lainnya saling membutuhkan antara satu sama lain. Namun, jangan menjadikan rasa sayang Anda kepada keluarga hanya kala Anda ditimpa rasa duka, ataupun sebaliknya. Melainkan, saat suasana suka ataupun duka, pererat kasih-sayang bersama keluarga. Setiap apa yang terjadi ; masalah, kala dilakoni bersama, semua akan terasa lebih ringan dan bermakna. Benar demikian? Bahagia kala dinikmati bersama, akan terasa lebih nikmat, bukan?

Lalu, bagaimana jikalau kita tidak bersama keluarga?

Seperti apa yang penulis alami, tidak bisa bersama-sama dengan keluarga untuk beberapa waktu, lantaran demi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, yakni ke "Tanah Jawa." Sehingga menuntut penulis untuk meninggalkan keluarga di "Tanah Sumatera," Ranah Minang tepatnya.

Lalu bagaimana caranya agar kehangatan keluarga bisa tetap terjalin?

Jangan lupa! Meski terpisah akan jarak dan waktu, jangan sampai Anda kehilangan kontak dengan keluarga. Terus jalin kebersamaan melalui komunikasi. Komunikasi merupakan andalan paling ampuh untuk menjaga dan mempererat silaturahmi bersama keluarga kala tidak bersama. Saling menanya dan memberi kabar (paling tidaknya), serta berbagi cerita antara satu dengan yang lainnya. Sehingga setiap rasa bisa dicicipi bersama walau terpisah. Dengan itu (salah satunya), rasa kasih dan sayang antara anggota keluarga akan tetap terjalin, meski terpisah akan sebuah daerah, pulau, bahkan negara.

Sekarang jarak bukan menjadi sebuah kendala. Apalagi sekarang didukung dengan kemajuan telekomunikasi. Berawal dari sarana surat menyurat, kemudian diciptakannya telepon genggam, hingga android dengan berbagai vitur aplikasi. Memungkinkan Anda untuk saling berkomunikasi, tak sekedar via suara, melainkan bertatap muka (secara tidak langsung) bisa dirasakan. Dengan demikian, salah satu dampak positif teknologi dapat dirasakan, yakni "Mendekatkan yang jauh."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline