Lihat ke Halaman Asli

Susanti Susanti

Apoteker Susanti

Profesi Apoteker Berbagi Sehat

Diperbarui: 1 Oktober 2016   14:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Berbagi yuk… “Emang aku bisa? Aku kan bukan orang kaya,” mungkin kebanyakan orang akan menjawab demikian untuk menolak berbagi. Namun, ada kalimat bijak yang menyatakan bahwa “Seseorang bukan kaya karena sudah memiliki banyak, tetapi karena sudah berbagi banyak.”

Sebenarnya, semua orang dapat berbagi. Semua orang adalah orang kaya. Setiap orang punya kekayaan berbeda-beda, bisa berupa kekayaan harta, kekayaan ilmu pengetahuan, kekayaan wawasan, kekayaan keterampilan, kekayaan tenaga fisik, kekayaan kebijaksanaan, dan lain-lain. Di era globalisasi ini, cara untuk berbagi pun bermacam-macam, bisa ketemu langsung, maupun melalui perantara (bank, ekspedisi, dan berbagai media elektronik maupun non-elektronik). Menurut aku, yang penting adalah ada niat untuk berbagi yang tepat.

Dalam artikel ini, aku akan berbagi pengalaman Apoteker berbagi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan Kefarmasian menjelaskan bahwa Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Ehm, mungkin ada beberapa kisah memilukan yang bisa Apoteker bagikan. Saat anak-anak kecil ditanya, “Apa cita-cita kamu?” Mungkin akan banyak yang menjawab dokter, perawat, guru, polisi, dan lain-lain, tetapi jarang sekali akan ada yang menjawab “Apoteker.” Selain itu, banyak mahasiswa yang masuk berkuliah di farmasi karena belum ditakdirkan untuk menjadi dokter. Nah, lalu udah jadi Apoteker nih, disapa sebagai apa ya? Kalau dokter kan biasanya disapa, “Dok.” Kalau Apoteker? Hahaha, sebut saja, “Bapak” atau “Ibu”.

Tetapi, sebenarnya Apoteker punya peran penting untuk mewujudkan Indonesia Sehat juga lho. Sehat adalah aset paling berharga yang harus dimiliki oleh semua orang. Jadi mulai dari siswa di Sekolah Menengah Farmasi, mahasiswa di jurusan farmasi, dan program studi profesi Apoteker yang kelak menjadi Apoteker hingga Apoteker-Apoteker yang sudah mengabdi di dunia kerja, mari berbagi sehat.

Dulu saat aku adalah seorang mahasiswa farmasi, aku sering berbagi ide dan informasi. Aku dan teman-teman berbagi ide dalam sebuah lomba bernama Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Ini merupakan suatu lomba yang rutin diadakan setiap tahun oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti). Proposal-proposal PKM diseleksi dan tim yang lolos akan diberi dana untuk menjalankan proposal ataupun insentif atas karya tulis tersebut. Selain itu, selama kuliah, ada beberapa mata kuliah yang mendorong mahasiswa untuk mengirimkan karya-karya ke media massa, bila karya dimuat maka mahasiswa tersebut akan diberikan nilai yang menjanjikan pada mata kuliah tersebut.

Tentu saja, ide dan informasi yang dibagikan kebanyakan berhubungan dengan latar pendidikan. Informasi-informasi yang pernah dikupas seperti Khasiat Jus Pare Mampu Menghilangi Jerawat di Wajah, Coklat sebagai Cemilan Sehat, dan lain-lain. Baik secara langsung maupun tidak langsung, ide dan informasi yang dibagikan membawa manfaat kepada masyarakat.

Selanjutnya saat kuliah program studi profesi Apoteker di era modern ini, mahasiswa juga diberi tugas untuk berbagi sehat melalui video yang di upload ke youtube. Video-video tersebut berupa video promosi kesehatan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, video cara penggunaan produk farmasi yang benar, dan lain-lain.

Sebagai salah satu tenaga medis, Apoteker tentu juga dituntut berperan sebagai sahabat sehat masyarakat. Oleh karena itu, seorang Apoteker harus memiliki pengetahuan luas dalam melaksanakan tugasnya sebagai sumber informasi obat bagi masyarakat. Informasi tersebut dapat ditujukan kepada pasien maupun tenaga medis lain. Informasi-informasi yang perlu disampaikan seorang Apoteker saat menyerahkan obat kepada pasien, antara lain: khasiat, dosis, lama dan cara pemakaian, cara penyimpanan serta efek samping obat tersebut. Makanan/ minuman/ aktivitas tertentu yang dianjurkan ataupun yang perlu dihindari selama pengobatan juga merupakan informasi yang tidak kalah penting untuk disampaikan kepada pasien.

Informasi yang diberikan harus benar, jelas dan mudah dimengerti. Pentingnya Apoteker sebagai sumber informasi obat ini selain bisa mengoptimalkan penyembuhan, juga dapat mencegah penyalahgunaan dan penggunaan yang salah dari suatu obat. Hal ini menjadi semakin penting di mana swamedikasi (pengobatan sendiri) menjadi semakin tren di masyarakat.

Berikut adalah salah satu informasi sehat yang dibagikan oleh mahasiswa dulu dan Apoteker sekarang:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline