Lihat ke Halaman Asli

Zainal Hartoyo

(zhartoyo@gmail.com)

Jambi Semoga Segera Hujan

Diperbarui: 23 September 2019   12:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto diambil dari daerah Kumpe, salah satu tempat terdekat dengan titik-titik api (sumber: dokumentasi pribadi)

Kemarau panjang.

Sawah, rawah, kebun, hutan, dan lahan mengering. Di sana itu banyak sisa tumbuhan yang berlapis-lapis dan bermeter-meter kedalamannya.

Datang api dari mana-mana, dari orang-orang, perusahaan, korek api, rokok, dan lain-lain. Api membakar yang kering-kering itu. Keluarlah asap yang banyak sekali. Asap di bawa angin ke mana-mana, ke sekitar yang terbakar, ke luar provinsi, ke luar pulau, ke Singapura dan Malaysia.

Orang-orang dikerahkan untuk memadamkannya. Padam di sini, muncul titik api baru di sana. Api di sini belum padam, titik-titik api disana bermunculan. Banyak sekali.

Hujan belum kunjung turun. Titik api semakin banyak. Asap semakin pekat. Banyak yang sakit ISPA.

Orang-orang, perusahaan, pemerintah peduli. Bagi-bagi masker. Bagi-bagi obat-obatan. Tapi itu belum cukup. Yang sakit semakin banyak.

Pemerintah dan perusahaan didesak untuk memadamkan api. Aparat dikerahkan, orang-orang bahu-membahu memadamkan api. Karena kemarau air sulit didapat. Memadamkan api butuh waktu lama.

Pemerintah bikin hujan buatan. Sulit juga. Sulit dananya. Sulit hujannya. Untuk terjadi hujan banyak faktor alam yang terlibat. Menabur garam di awan itu hanya menambah satu faktor saja. Jadi sangat mungkin hujan tidak jadi turun.

Warga dunia maya rame. Rame salah-menyalahkan, caci-maki. Tapi syukurlah warga Jambi tenang saja, karena meraka tahu api tidak akan padam dengan saling menyalahkan. Api hanya akan padam dengan hujan, tunggu saja datangnya.

Semoga Jambi segara turun hujan. Amin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline