Lihat ke Halaman Asli

zhafira putri fatihati

Universitas Islam Negeri Malang

Tradisi Begawe di Masyarakat Sasak

Diperbarui: 28 Juni 2024   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumen Pribadi

Tradisi begawe dilakukan di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat. Begawe merupakan tradisi turun-temurun dari leluhur yang masih dilestarikan hingga saat ini. Kata "begawe" dalam bahasa Sasak berarti "bekerja." Tradisi ini bukan sekadar kegiatan rutin, melainkan cerminan dari nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan solidaritas yang kuat di kalangan masyarakat Lombok.

Begawe merupakan puncak acara setelah setiap malam berturut-turut melakukan doa bersama seperti dzikiran, hiziban, dan syafaat. Doa-doa ini dipanjatkan dengan penuh khidmat dan harapan, memohon ketenangan bagi almarhum/ah dan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Puncak acara begawe diadakan pada hari kesembilan setelah meninggalnya, bertempat di GB. Masjid Desa Korleko, Kecamatan Labuhan Haji, Kabupaten Lombok Timur.

Malam sebelum puncak acara begawe, kaum laki-laki di masyarakat melakukan tradisi "nempu," yaitu membawa berbagai bantuan seperti kelapa, uang, dan lain-lain. Nempu sendiri bermakna menunjukkan solidaritas dan belasungkawa kepada keluarga yang berduka. Sementara itu, perempuan membawa "longsoran," yang berisi berbagai bahan pokok seperti beras, telur, gula, dan lain sebagainya. Longsoran ini menunjukkan sikap membantu serta dukungan dari masyarakat terhadap keluarga yang ditinggalkan.

Keesokan harinya, pada hari begawe, longsoran tersebut ditukarkan dengan berbagai hidangan khas seperti nasi, "sayur ares" (olahan dari batang pisang), sayur nangka, dan rawon. Warga sekitar bergotong-royong membantu kelangsungan acara begawe, mulai dari memasak nasi dalam jumlah besar hingga menyiapkan lauk-pauk untuk mengisi longsoran yang telah dibawa dari malam sebelumnya. Semangat kerja sama dan kebersamaan ini menjadi ciri khas dari tradisi begawe.

Pada malam setelah begawe, acara dilanjutkan dengan dzikiran, di mana segala niat baik dipersembahkan untuk anggota keluarga yang telah meninggal. Tujuan dari begawe adalah untuk saling membantu, meningkatkan kerja sama, dan gotong royong antarwarga desa. Begawe bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi cerminan dari nilai-nilai sosial dan budaya masyarakat Lombok yang penuh dengan rasa kekeluargaan dan kebersamaan. Melalui begawe, masyarakat menunjukkan bahwa mereka siap untuk saling membantu dan mendukung satu sama lain dalam suka maupun duka, menjaga tradisi dan warisan budaya yang kaya akan makna dan kebijaksanaan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline