Lihat ke Halaman Asli

Design Thinking

Diperbarui: 26 Juni 2015   19:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Design sekarang bukan lagi kosakata khusus untuk professional di industri tertentu (grafis, interior, produk, dll). Beberapa tahun terakhir istilah kata Design begitu populer bersanding dengan kata Thinking. Ya, Design Thinking menjadi pembahasan dimana-mana. Terutama seiring lahirnya innovator-innovator baru yang berhasil memberikan inspirasi untuk kehidupan yang lebih baik. Tidak melulu yang berhubungan dengan teknologi seperti Google atau Microsoft, tetapi juga desainer-desainer di bidang sosial ekonomi, seperti Muhammad Yunus atau di bidang lingkungan seperti Al Gore.

Menurut wikipedia, Design Thinking bukanlah softskill seperti analytical thinking atau critical thinking. Ia lebih kompleks dan melibatkan berbagai softskill lain termasuk dua softskill thinking tersebut. Kalau dalam industri bisa diibaratkan design thinking ini dari hulu ke hilir. Mulai dari proses penseleksian gagasan/ide atas sebuah permasalahan sampai dengan eksekusi solusinya di kehidupan nyata sehingga solusi benar-benar bisa terselesaikan. Proses kreatifnya sampai menemukan solusi yang benar-benar tepat juga merupakan bagian dari Design Thinking.

Yang menarik, baru-baru ini WEF (World Economic Forum) mengadakan pertemuan untuk para design thinkers. Tujuannya jelas, selain juga mempromosikan kosakata Design Thinking ini, juga untuk meluruskan dan memantapkan kembali peran Design Thinking. Dalam pertemuan tersebut dirumuskan beberapa prinsip dalam mendesain solusi untuk sebuah permasalahan, berikut poin-poinnya:
1. Transparan (simpel, jelas, dan jujur)
2. Inspiring (membawa pengaruh bagi kehidupan orang banyak)
3. Transformasional (membawa perubahan mendasar)
4. Participatory (kolaboratif, terbuka, dan memberdayakan)
5. Contextual (bisa diduplikasi untuk solusi atas problem yang sama di tempat lain)
6. Sustainable (berjangka panjang)

So, jika anda punya ide, dan ingin memberikan perubahan untuk kehidupan yang lebih baik dengan ide tersebut. Coba dipertimbangkan softskill yang satu ini.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline