Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

3 Pembelajaran Setelah Satu Tahun Pandemi

Diperbarui: 14 April 2021   21:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Kebiasaan baru saat Pandemi (sumber gambar: pixabay.com)

"Mungkin, kita adalah tuan rumah yang baik. Sehingga korona betah bertamu!"

Dalam catatan sejarah pandemi, Covid 19 dengan berbagai varian mutasinya, menjadi pemecah dan pemegang rekor dunia. Tak hanya luas area terdampak dan jumlah jatuhnya korban. Namun, juga lama waktunya.

Kalimat di atas adalah caraku, menawarkan aura positif di tengah masa pandemi ini. Apalagi yang bisa dilakukan, pada virus yang tak kasat mata dan tiba tanpa berita serta aba-aba? Tapi menuai cerita berbalut derita!

Jika sebelumnya, ada jargon "Lawan Covid!", tak lama berubah menjadi "Berdamai dengan Covid".  Setelah satu tahun berlalu, agaknya kita mulai terbiasa dengan ancaman pandemi itu. Jejangan sudah bisa mengajukan jargon "Berteman dengan Covid!".

Ilustrasi mencuci tangan salah satu Kebiasaan baru saat Pandemi (sumber gambar: pixabay.com)

3 Pembelajaran Setelah Satu Tahun Pandemi

Tak bermaksud meremehkan beragam usaha dari satgas dan relawan Covid19. Namun, ada beberapa argumentasi secara kiramologi yang bisa kuajukan. Jika melakukan perbandingan antara tahun lalu dan sekarang.

Pertama. Kesiapan mental.

Mari mengulang kisah setahun lalu. Ketika korona baru saja bertamu. Sebagi tuan rumah, kita sama sekali tak memiliki persiapan. Tak hanya kecukupan informasi tentang tamu tersebut, tapi juga gagap dan gugup menyambutnya sebagai tamu.

Bukti ketidaksiapan itu, banyak orang yang membuat gudang makanan mini di rumahnya. Mirip-mirip film kiamat yang diproduksi Holywood. Tak hanya sembako, masker dan handsanitizer yang dianggap khusus untuk tenaga kesehatan, menjadi langka dan mahal!

Sekarang? Fenomena itu tak lagi terjadi. Cukup dengan himbauan mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker serta menghindari kerumunan. Kita tak lagi phobia dan paranoid dengan ancaman yang masih mengintai, kan? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline