Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

Puisi | Tiga Hari Minggu, Tiga Helai Kain Putih, dan Satu Tanda Perpisahan

Diperbarui: 5 Desember 2019   16:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Minggu kemarin, kuajukan anak-anak dengan lisan cadel untuk bercerita kepadamu, berkisah tentang sarapan setiap pagi yang selalu terburu-buru. Ketika anak panah waktu yang melesat tak henti memburu matahari, agar mampu melompati gerbang sekolah usia dini untuk berucap kaku, "selamat pagi, Ummi!"

Kusaksikan. Engkau diam-diam mengundang airmata untuk menemani hati, menyimak perbincangan tentang sepi.

Minggu sebelumnya, kuajak engkau menemani anak-anak berkunjung ke taman buatan akhir zaman. Memandangi ragam jenis bunga, aneka spesies binatang yang terlepas dari jajahan kolonisasi hewan sebagai bahan pajangan.

Kulihat. Engkau menyimpan penyesalan mendalam di perjalanan pulang, ketika anak-anak menagih ulang cerita usang tentang kunang-kunang.

Minggu ini, di kamarmu yang beraroma wangi melati. Di dalam lemari kayu berbahan jati. Kujumpai persembunyian setumpuk artefak suci yang tersusun rapi. Tentang pelukan cinta yang tenang dan menyenangkan. Tentang rengkuhan kasih sayang yang menenangkan. Dan tiga helai  kain putih sebagai tanda perpisahan.

Hari ini. Engkau tak lagi perlu diam-diam mengundang airmata dan menyimpan penyesalan untuk anak-anakku. Biarlah laju waktu berlalu mengeja doaku untukmu.

Curup, 05.12.2019

zaldychan    




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline