Lihat ke Halaman Asli

zaldy chan

TERVERIFIKASI

ASN (Apapun Sing penting Nulis)

NIK | "A Man of The World" [5]

Diperbarui: 12 Juli 2019   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrated by pixabay.com

Takkan ada seorang pelukis, pemahat ataupun pembuat patung. Penuh imajinasi, dengan rasa dan karsa pun masa. Menghasilkan karya masterpiece. Untuk tujuan dihancurkan.

Aku pun tidak. Kulalui waktu bersamamu. Kubingkai. Kuingin itu menjadi prasasti abadi. Semampu dan semampusku. Kukira, kau sudah tahu itu.

Kau takluk dengan kodrat. Bagimu, menunggu adalah garismu. Dan kau ingin, aku tahu kau menunggu. Bukan lagi aku. Tapi waktu bersama. Agar lukisan rasa tak lagi asa, tapi nyata. Milikmu. Milikku. Milik berdua.

Malam itu. Hujan tak juga reda. Isya sudah sejak tadi. Beberapa saat, beranda terasa sunyi. Kau juga aku menikmati sepi. Tetiba. Kau ubah posisi dudukmu. Ke hadapku.

"Besok, Mas ke kampus pukul berapa?"

"Sembilan!"

"Ujian tetap pukul sepuluh, kan?"

"Iya!"

"Nik besok ke rumah Mas, boleh?"

Aku tersenyum. Kuacak kepalamu. Kau bergeming. Wajahmu tak berubah. Matamu lurus menatapku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline