Lihat ke Halaman Asli

Zainal Mustofa Misri

Konten Kreator, Aktivis Sosial

Asal-usul nama Anyer: Dari Sudimampir ke 'Kota Baru' di Banten

Diperbarui: 1 Maret 2025   16:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar oleh Tb. Alam Nirmala/Tiga Alam (Dok.Pribadi)


Anyer, sebuah kawasan wisata pantai yang terkenal di Banten, ternyata menyimpan sejarah yang menarik di balik namanya. Sebelum dikenal sebagai Anyer, daerah ini memiliki nama lain, yaitu Sudimampir.


Nama Sudimampir sendiri tidak terlepas dari sejarah panjang wilayah ini. Seperti yang sering disebutkan oleh cerita rakyat yang beredar di masyarakat hingga kini "Sebelum terkenal nama Anyer, dulu daerah yang terkenal wisata pantai ini memiliki nama Sudimampir." Hal ini diperkuat oleh Waras Farm dalam catatan WordPress mereka: "Beberapa abad yang lalu Anyar bukanlah nama dari sebuah kota wisata di Barat Provinsi Serang, konon dulu Anyar namanya ialah kota Sudi Mampir."


Nama Sudimampir, menurut Desa Anyar dalam profil mereka, dikarenakan "banyak orang asing yang masuk mampir ke desa ini." Kata "mampir" dalam bahasa Indonesia berarti singgah, sehingga nama Sudimampir menggambarkan aktivitas yang sering dilakukan oleh para pendatang di daerah ini.

Namun, sejarah mencatat bahwa wilayah Sudimampir mengalami perubahan signifikan setelah letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883. Letusan ini menyebabkan kerusakan parah dan meluluhlantakkan wilayah Sudimampir. Seperti yang tertulis di profil Desa Anyar, "Namun setelah Krakatau meletus dahsyat, desa ini lenyap rata dengan tanah."

Dalam Staatblad ini tertulis nama "ANJER" (Sumber: Arsip Nasional RI)

Setelah peristiwa tersebut, wilayah ini dibangun kembali dan diberi nama baru, yaitu Anyer. Nama Anyer sendiri berasal dari bahasa Sunda "anyar" yang berarti baru. Pemberian nama ini menggambarkan kondisi wilayah ini yang dibangun kembali setelah mengalami kerusakan akibat letusan Gunung Krakatau. Dengan demikian, Anyer menjadi simbol harapan baru dan semangat untuk membangun kembali wilayah ini.

Gambar hanya ilustrasi (Meta AI)

Meskipun demikian, ada catatan sejarah yang menunjukkan bahwa nama Anyer sebenarnya sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Seperti yang ditertulis dalam Staatsblad Nederlandsch-Indie, "Dalam catatan sejarah, nama Anyer sudah ada sejak masa penjajahan Belanda. Anyer saat itu berada di bawah Banten Lor yang berpusat di Serang. Hingga saat ini, Anyer berada di bawah Kabupaten Serang. Pada masa penjajahan, sejumlah media menulis wilayah ini Anjer (dibaca Anyer) bukan Anjar (dibaca Anyar)."Informasi ini sejalan dengan catatan dalam Staatsblad (Lembaran Negara) Hindia Belanda, di mana nama "Anjer" (dengan ejaan Belanda) beberapa kali muncul dalam konteks wilayah Banten. Catatan ini menunjukkan bahwa nama Anyer sudah digunakan dalam administrasi pemerintahan kolonial, meskipun dengan variasi ejaan.
Terlepas dari perbedaan ejaan dan catatan sejarah yang ada, Anyer tetap menjadi nama yang melekat pada wilayah ini hingga saat ini. Anyer tidak hanya dikenal sebagai kawasan wisata pantai yang indah, tetapi juga sebagai saksi bisu sejarah panjang dan perubahan yang pernah terjadi di wilayah ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline