Lihat ke Halaman Asli

Zainal Mustofa Misri

Konten Kreator, Aktivis Sosial

Menyibak Sejarah Kereta Api Jakarta-Anyer: Jejak Ambisi Kolonial dalam Staatsblad 1896

Diperbarui: 6 Maret 2025   02:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar hanya ilustrasi (sumber foto: Rob Dickinson)

Sebelumnya, saya pernah menulis tentang kondisi terkini Stasiun Anyer Kidul dalam artikel berjudul "Pesona Desa Cikoneng Part II : Mengintip Stasiun Anyer Kidul Diujung Barat Pulau Jawa @KompasianaDESA".

Artikel tersebut menggambarkan bagaimana stasiun yang dulunya ramai ini kini terbengkalai dan menjadi saksi bisu sejarah panjang perkeretaapian di Indonesia. Namun, tahukah Anda bahwa jejak sejarah kereta api Jakarta-Anyer tidak hanya tersimpan dalam bangunan stasiun yang usang?

Di balik ramainya lalu lintas Jakarta dan keindahan pantai Anyer, tersimpan kisah panjang pembangunan infrastruktur di era kolonial Belanda. Jejak sejarah ini terekam dengan jelas dalam lembaran negara Staatsblad van Nederlandsch-Indi No. 135 tahun 1896, sebuah dokumen penting yang mengungkap alokasi dana untuk proyek kereta api Jakarta-Anyer.

Cover buku staatblads (sumber: Perpustakaan Arsip Nasioanl RI)

Anggaran Fantastis untuk Ambisi Kolonial

Pada pertengahan tahun 1896, Ratu Wilhelmina dari Belanda menandatangani undang-undang yang menetapkan alokasi anggaran untuk pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Batavia (kini Jakarta) dengan Anjer (kini Desa Cikoneng, Anyer), lengkap dengan cabang-cabang menuju Tangerang dan Weltevreden (kini Sawah Besar). Proyek ini bukanlah proyek kecil-kecilan. Anggaran yang dialokasikan mencapai jutaan gulden, sebuah angka fantastis pada masa itu.

Dokumen Staatsblad mencatat dengan rinci peningkatan signifikan dalam anggaran belanja Hindia Belanda untuk tahun 1896, khususnya pada bagian yang dialokasikan untuk pembangunan jalan kereta api. Hal ini menjadi bukti konkret komitmen pemerintah kolonial Belanda untuk mengembangkan infrastruktur transportasi di wilayah jajahannya.

Para Pemimpin di Balik Proyek Kolosal

Staatsblad tidak hanya mencatat angka-angka anggaran. Dokumen ini juga menyimpan nama-nama pejabat tinggi yang terlibat dalam proyek ambisius ini, termasuk Menteri Urusan Jajahan dan Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Tanda tangan mereka dalam dokumen ini menjadi saksi bisu sejarah pembangunan kereta api di Indonesia, sekaligus menunjukkan bahwa proyek ini melibatkan tokoh-tokoh penting dalam pemerintahan kolonial Belanda.

Sosialisasi Informasi kepada Masyarakat Luas

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline