Lihat ke Halaman Asli

Zaenal Arifin

Kawula Alit

Dunia Saya (1)

Diperbarui: 21 April 2020   04:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Seorang tua umur lebih 70 tahun (sebut saja Pak X) bertamu. Awalnya saya tidak ingin bersalaman, apalagi mengetahui beliau baru menjenguk saudara di Rumah Sakit. Maklumlah, pandemi Covid-19 sedang ganas-ganasnya. Apalagi wilayah kami termasuk zona merah. Informasi di berbagai media belum menunjukkan hal membahagiakan terkait virus tersebut.

"Salaman dahulu, aku tidak kena penyakit lho!" Kata Pak X sambil mengulurkan.

"Mohon maaf, tangan saya kotor, baru bersih-bersih." Kata saya berusaha menghindar.

"Tidak apa-apa." Kata Pak X.

Salaman pun terjadi diliputi keraguan dalam diri saya.

Teringat salah satu hadis Kanjeng Nabi Muhammad, "Dua orang yang saling bertemu dan berjabat tangan, maka dosa keduanya saling diampuni hingga mereka berpisah." Diketahui kategori hadis tersebut hasan, bahkan ada pendapat ulama yang men-dhoif-kan. Tetap saja banyak orang berpedoman erat menggunakannya sebagai dalil argumentasi.

Dalam situasi normal saya tidak mempermasalahkan, justru menganjurkan hal baik tersebut. Namun saat ini, bersalaman sedetik saja bisa jadi awal petaka bagi orang-orang tercinta di sekitar kita.

Seyogianya menggunakan dalil lain. Misalnya, salah satu Firman Allah SWT yang memerintahkan supaya kita taat pada Allah, Rasul, dan pemerintah. Sudah mafhum, pemerintah melalui bermacam media menghimbau, memerintahkan hal-hal terkait Covid-19, diantaranya mencegah bersalaman.

Bukan soal berburuk sangka, menuduh orang lain terkena virus atau penyakit. Makhluk kecil tersebut tidak kasat mata, bisa jadi virus itu ada pada saya namun imun tubuh saya mampu bertahan, sehingga tidak ada pengaruhnya. Atau sebaliknya, orang lain terkena virus dan tetap bertahan.

Saling menjaga diri dan orang lain. Bukankah orang yang baik, menjaga keselamatan saudaranya dari bahaya lisan dan perbuatan kita? Jangan-jangan tanpa sengaja, kita sudah saling membahayakan kesehatan dan keselamatan teman dan saudara kita sendiri?

Bersambung




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline