Lihat ke Halaman Asli

Yayuk CJ

TERVERIFIKASI

Pembalap Baru

Bertahan di Zona Nyaman: Fenomena Job Hugging di Kalangan Pekerja Muda

Diperbarui: 26 September 2025   09:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pekerjaan dalam industri teknologi kreatif.(DOK. Humas MNP) - money.kompas.com

Beberapa tahun terakhir, istilah job hopping sempat jadi tren di dunia kerja. Banyak anak muda dengan percaya diri pindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain hanya dalam hitungan bulan atau tahun. Mereka mempunyai alasan yang beragam: mencari gaji lebih tinggi, lingkungan kerja lebih sehat, atau sekadar ingin mencoba tantangan baru.

Namun, belakangan muncul tren sebaliknya: job hugging. Sebagian pekerja justru memilih bertahan di satu tempat dalam waktu lama, meski peluang di luar sana cukup terbuka.

Fenomena ini menarik, terutama di kalangan pekerja muda yang sering diasosiasikan dengan semangat eksplorasi. Mengapa ada yang justru memilih untuk tetap diam di satu tempat? Apakah ini bentuk loyalitas, rasa aman, atau justru tanda takut melangkah?

Apa Itu Job Hugging?

Job hugging bisa dibilang sebagai kecenderungan seseorang untuk memeluk erat pekerjaannya dan menolak pindah, meskipun peluang baru datang dan cukup menggelitik. Beda dengan sekadar loyal, job hugging lebih sering dipicu oleh rasa takut atau enggan menghadapi ketidakpastian.

Jika job hopping sering dipandang progresif karena mendorong peningkatan karier, job hugging kerap diasosiasikan dengan bertahan dalam zona nyaman. Padahal, realitasnya tak sesederhana itu.

Mengapa Pekerja Muda Memilih Job Hugging?

Ada beberapa alasan yang membuat fenomena ini semakin banyak ditemui, di antaranya adalah:

  1. Keamanan Finansial
    Dengan job hugging zaman sekarang keamanan finansial cukup dirasakan jika kita tetap bertahan. Gaji stabil, tunjangan jelas, dan fasilitas lainnya sering jadi alasan utama. Tak sedikit pekerja yang merasa lebih aman bertahan ketimbang gambling di tempat baru.
  2. Takut Memulai dari Nol
    Memasuki lingkungan baru berarti harus membangun relasi kerja, adaptasi budaya, bahkan membuktikan diri lagi. Tidak semua orang siap mengulang proses itu.
  3. Zona Nyaman yang Terlalu Nyaman
    Ada yang merasa sudah cocok dengan ritme kerja, teman kantor, bahkan jarak dari rumah. Ketika semua terasa pas, keluar menjadi pilihan yang sulit.
  4. Lingkungan Kerja yang Cukup Baik
    Meski tidak sempurna, ada pekerja yang merasa kantornya sudah lumayan sehat. Selama tidak toksik dan kebutuhan dasar terpenuhi, mereka enggan pindah.

Dampak Positif Job Hugging

Meski sering dianggap sebagai “stagnasi”, job hugging bukan berarti sepenuhnya buruk. Ada sisi positif yang bisa didapat:

  • Stabilitas Karier
    Dengan bertahan lama, seseorang bisa membangun reputasi yang kuat di perusahaan.
  • Peluang Promosi
    Perusahaan sering memberi prioritas pada karyawan lama untuk naik jabatan.
  • Relasi yang Lebih Kuat
    Bertahun-tahun bekerja bersama membentuk jaringan profesional yang solid.

Dampak Negatif Job Hugging

Namun, ada juga risiko yang perlu disadari:

  • Stagnasi Skill
    Pekerjaan yang sama terus-menerus bisa membuat keterampilan tidak berkembang.
  • Kesempatan yang Hilang
    Banyak peluang lebih baik mungkin terlewat hanya karena terlalu nyaman di tempat lama.
  • Rentan Dimanfaatkan
    Kadang, perusahaan melihat loyalitas berlebihan sebagai kesempatan untuk menahan karyawan tanpa banyak memberi kenaikan kesejahteraan.

Refleksi Pribadi: Dari Job Hopping ke Job Hugging

Kalau saya melihat ke belakang, perjalanan karier saya tidak langsung lurus. Sejak lulus, saya sempat mencicipi berbagai pekerjaan: part-time di rumah makan, mencoba dunia marketing, bekerja di perusahaan aksesoris, hingga merasakan atmosfer toko buku Gramedia. Semua itu memberi banyak pengalaman, meski seringkali hanya sebentar.

Namun, akhirnya saya menemukan titik nyaman saat bergabung dengan sebuah sekolah swasta. Awalnya mungkin hanya berpikir untuk mencoba, tetapi ternyata saya bertahan hingga kini, memasuki tahun ke-22.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline