Lihat ke Halaman Asli

Yusuf Akbar

Mahasiswa di UMJ

Pendidikan tentang Masa Kelam Indonesia

Diperbarui: 7 Januari 2024   13:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Masa kelam Indonesia mengacu pada periode sejarah yang meliputi tahun 1965 hingga 1998. Pada masa ini, Indonesia mengalami berbagai peristiwa yang memiliki dampak signifikan terhadap politik, ekonomi, dan sosial budaya negara.Salah satu tragedi terbesar dalam masa kelam Indonesia adalah Gerakan 30 September (G30S) yang terjadi pada tahun 1965. Peristiwa ini melibatkan gerakan komunis yang kemudian dianggap sebagai upaya kudeta terhadap pemerintah. Akibatnya, terjadi kekerasan massal dan pembantaian yang mengakibatkan kematian jutaan orang, terutama yang diduga terlibat dalam gerakan komunis.

Setelah G30S, pada tahun 1967, Jenderal Soeharto mengambil alih kekuasaan dan mendirikan Orde Baru. Masa ini ditandai dengan otoritarianisme yang ketat, korupsi yang merajalela, serta pembatasan kebebasan berpendapat dan berorganisasi. Meskipun ekonomi Indonesia tumbuh pesat dalam periode ini, kesenjangan sosial juga semakin membesar.Pada akhir 1990-an, ketidakpuasan terhadap pemerintahan Orde Baru semakin meningkat. Pada tahun 1998, terjadi kerusuhan besar-besaran yang dikenal sebagai Reformasi. Demonstrasi massa dan aksi perlawanan masyarakat akhirnya memaksa Presiden Soeharto mundur dari jabatannya setelah 32 tahun berkuasa.

Masa kelam Indonesia ini memiliki dampak jangka panjang dalam sejarah negara. Setelah Orde Baru, Indonesia mengalami perubahan politik, sosial, dan ekonomi yang signifikan. Demokrasi diperkenalkan, kebebasan berpendapat dipulihkan, dan lebih banyak ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Dengan mengingat dan mempelajari masa kelam ini, diharapkan bahwa Indonesia dapat melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik, di mana prinsip-prinsip demokrasi, penghormatan hak asasi manusia, dan keadilan bisa menjadi pijakan utama dalam membangun negara yang adil dan harmonis.

Muhammad Yusuf Akbar Mahasiswa Fakultas Ilmu Bahasa Inggris UMJ




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline