Lihat ke Halaman Asli

Yustisia Kristiana

TERVERIFIKASI

Akademisi

Menjelajahi Keagungan Bali di Jatiluwih

Diperbarui: 8 September 2023   21:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jatiluwih (foto: dokumentasi pribadi)

Jatiluwih merupakan daya tarik wisata alam di Bali yang terkenal dengan pemandangan sawah berundak atau terasering. 

Kawasan ini berhawa sejuk karena berada pada ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Kedatangan mantan presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berlibur bersama keluarga ke Bali dan berkunjung ke Jatiluwih pada tahun 2017, menambah keistimewaan daya tarik wisata ini.

Wisatawan yang datang akan dimanjakan dengan hamparan padi di sawah berundak yang dibelah dengan kelokan sungai. 

Keindahan ini dilengkapi dengan latar belakang Gunung Batukaru, gunung tertinggi kedua di Bali setelah Gunung Agung. Aktivitas petani yang sedang bercocok tanam dengan sapaan hangatnya menjadi pengalaman wisata yang sungguh menyenangkan.

Desa Wisata Jatiluwih

Daya tarik wisata ini terletak di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan yang kemudian dikenal sebagai Desa Wisata Jatiluwih atau banyak yang menyebutnya Jatiluwih Rice Terrace.

Desa Wisata Jatiluwih berjarak sekitar 50 kilometer atau sekitar 2 jam dari Denpasar. Di kawasan ini terdapat subak yaitu organisasi pengairan tradisional di Bali yang menjadi ketertarikan wisatawan yang datang berkunjung. Subak Jatiluwih menjadi Warisan Budaya Dunia UNESCO pada tahun 2012.  

Terdapat tujuh subak di Jatiluwih yaitu Subak Telabah Gede, Subak Besikalung, Subak Kedamaian, Subak Kesambi, Subak Gunungsari, Subak Umakayu, dan Subak Umadwi. Setiap subak dikoordinasikan oleh satu induk pengendali air (Pekaseh).

Petunjuk arah di Jatiluwih (foto: dokumentasi pribadi)

Areal persawahan ini menghasilkan beras merah sebagai produk pertanian unggulan. Beras merah bukan hanya kemudian menjadi nasi merah namun diubah juga menjadi teh beras merah. 

Teh ini dibuat dari padi kering yang digiling sehingga kulitnya hilang, lalu dipanaskan dengan wajan yang terbuat dari tanah liat dan setelah itu dibungkus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline