Lihat ke Halaman Asli

Yuni Tri Darmayanti

Mahasiswa IAILM, Fakultas Dakwah, Prodi Ilmu Tasawuf

Zuhud Sebagai Cara Meredakan Stress

Diperbarui: 4 Januari 2024   21:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Zuhud, yang berasal dari kata zahada dengan arti tidak tertarik pada sesuatu dan meninggalkannya, merupakan konsep dalam tasawuf yang menarik untuk dieksplorasi dalam konteks psikoterapi. Secara umum, zuhud bisa diartikan sebagai sikap menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berkaitan dengan dunia. Namun, sering kali, konsep ini disalahpahami sebagai sikap fatalistik yang tidak memperhatikan dunia, sehingga perlu diterjemahkan dengan bijak.

Seseorang yang menjalani zuhud tidak berarti harus tampil compang-camping dan lusuh. Sebaliknya, zuhud lebih mengacu pada hati yang tidak terbelenggu oleh kecanduan materi dan harta. Konsep ini mengajarkan bahwa dunia dan semua isinya hanya menjadi sarana untuk mencapai derajat ketakwaan, bukan sebagai tujuan utama. Dalam pandangan zuhud, sederhana dalam berpakaian atau hidup hanyalah stimulan untuk membentuk sikap yang lebih zuhud.

Penting untuk memahami bahwa zuhud bukanlah sikap stagnan atau kemunduran. Sebaliknya, zuhud dapat menjadi kunci untuk menurunkan stres, menghindari frustrasi, dan melawan depresi. Mari kita eksplorasi beberapa dinamika psikologis dari zuhud yang dapat membantu mengatasi gangguan kejiwaan:

1. Tidak Bergantung pada Dunia Materi

Zuhud melibatkan sikap tidak tergantung pada hal-hal duniawi atau materi. Ini relevan dalam mengatasi perasaan kecewa dan emosi negatif yang muncul saat menghadapi kehilangan materi atau kegagalan. Dengan tidak terlalu terobsesi pada materi, seseorang dapat mengurangi kecemasan yang muncul akibat perubahan tak terduga dalam kehidupan.

2. Mengatasi Kecemasan dan Frustrasi

Sikap mengejar dunia dan kekayaan sering kali berkorelasi dengan kecemasan, was-was, dan frustrasi. Zuhud mengajarkan kesederhanaan dan kemandirian dari hal-hal duniawi yang tidak bisa diprediksi sepenuhnya. Dengan memahami bahwa kehidupan tidak selalu dapat dihitung matematis, seseorang dapat mengurangi tekanan dan emosi negatif.

3. Relaksasi sebagai Stabilisasi Psikologis

Sebelum mengatasi gangguan lebih lanjut, seseorang perlu menenangkan diri. Konsep relaksasi sangat penting dalam psikoterapi zuhud. Melalui relaksasi, seseorang dapat mencapai keseimbangan psikologis yang diperlukan sebelum memecahkan masalah kejiwaan.

4. Kesadaran terhadap Pikiran Irrasional

Zuhud mendorong seseorang untuk meningkatkan kesadarannya terhadap pikiran dan keyakinan irasional. Mengenali dan mengevaluasi pikiran ini adalah langkah awal untuk perubahan positif. Pemahaman akan kecenderungan berpikir yang tidak rasional membuka jalan bagi pengembangan spiritualitas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline