Lihat ke Halaman Asli

Yunita Devika Damayanti

Football, Music, Books, Foods.

Gini Doang Nih Grup Neraka?

Diperbarui: 9 Desember 2020   11:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manchester United tersingkir dari Liga Champions (Foto RexPictures via The Sun)

Akhir Juli lalu, di saat semua fans MU harap-harap cemas menunggu hasil laga antara tim kesayangan mereka melawan Leicester City, sebuah laga yang tidak hanya menjadi pertandingan terakhir Liga Inggris di musim itu, namun juga menjadi laga penentuan siapa saja yang berhak lolos untuk bermain di kompetisi tertinggi seluruh klub Benua Biru.

Sampai datanglah gol dari Jesse Lingard yang semakin mengunci kemenangan untuk lolos ke Champions League, sekaligus mengakhiri musim dengan finish di klasemen 3. Sebuah pencapaian yang membuat haru seluruh publik United Army.

Siapa sih yang menyangka mereka akan mengakhiri musim di peringkat tiga, setelah hampir separuh perjalanan hanya dihabiskan dengan bertarung untuk menghindari zona degradasi? Tidak ada. Tempo itu berpikirnya untuk bisa bermain di Europa League saja sudah seperti keajaiban.

Belum usai rasa bahagia bisa kembali menginjakkan kaki di UCL, anak-anak asuh Ole harus kembali menerima kenyataan jika mereka ditempatkan dalam grup yang sangat sulit. Grup Neraka, begitulah julukan yang disematkan oleh para penggemar sepak bola, menunjukkan keprihatinan sekaligus kebahagiaan mereka karena situasi yang MU alami.

Drawing UCL menempatkan MU bersama RB Leipzig yang merupakan semifinalis UCL musim lalu, Paris Saint-Germain yang sebelumnya berhadapan dengan Bayern Munchen di final, dan ada raksasa Turki, Istanbul Basaksehir. Sangat sulit diprediksi siapa di antara mereka yang nantinya akan melaju ke 16 besar.

Namun, keraguan itu perlahan sirna kala MU berhasil mengalahkan PSG di awal fase grup. Lagi-lagi dengan gol penyelamat dari Marcus Rashford. Mulailah rasa optimis untuk bisa lolos dari grup neraka muncul. Jika lawan PSG saja bisa, masa mau kalah sama Leipzig dan Basaksehir? Begitulah pemikiran mereka saat itu.

Laga kedua ketika harus menjamu RB Leipzig di Old Trafford juga berakhir memuaskan. Lima gol tanpa balas. Dibumbui hat-trick dari anak didikan akademi sendiri, pastilah itu sebuah kebanggaan bagi MU.

Hingga mereka melakukan blunder dengan koar-koar menyombongkan diri di Twitter. "Gini doang nih klub neraka?" Jargon yang di masa mendatang menjadi bumerang untuk mereka sendiri.

Karma orang sombong itu akhirnya datang juga. Dalam lawatan ke Istanbul di laga ketiga Liga Champions, Manchester United harus mengakui keunggulan Basaksehir atas perlawanan mereka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline