Lihat ke Halaman Asli

Yudi Rahardjo

TERVERIFIKASI

Engineer, Marketer and Story Teller

Merantau yang Kian Tak Populer

Diperbarui: 20 April 2024   01:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi | Sumber: pexels.com 

Sampai kapan ada mudik di Indonesia?

Pertanyaan ini terlontar dari Bapak saya saat menyaksikan arus mudik yang disiarkan di televisi, saya yang menjadi pelaku mudik, tentu menjawab 'selamanya', karena merantau sudah jadi budaya orang Indonesia, untuk mendapatkan pendapatan yang lebih baik, maka seseorang harus menuju tempat dengan fasilitas yang lebih lengkap, seperta dari desa di Jawa menuju kota besar di area Jabodetabek.

Mudik |Sumber: kompas.com 

Bapak kemudian menampik apa yang saya sampaikan dengan berkata:

Jakarta sudah bukan lagi ibu kota, kawasan industri sudah mulai bergeser ke wilayah luar Jabodetabek, lihat saja di dekat rumah (Brebes) kian banyak pabrik yang berdiri.

Dengan kondisi seperti itu, harusnya lebih banyak kesempatan untuk orang desa supaya bisa bekerja di daerah asal mereka, terlebih sekarang banyak upaya pemerintah untuk bisa memajukan desa, seperti dana desa yang digelontorkan dengan besar-besaran, untuk memajukan fasilitas yang ada di desa. 

Jauhnya jarak juga sudah bukan lagi batasan, di masa pandemi lalu, pekerjaan ternyata bisa dilakukan melalui jarak jauh (work from home), teknologi kan sekarang udah canggih. 

Itu anaknya Mawardi (salah satu temen Bapak), kerjanya cuma modal pake celana kolor dari rumah, tapi bisa dapatin duit dolaran dari kantornya yang di luar negeri. 

Berapa tahun mendatang, kayaknya makin sedikit orang yang merantau. 

Saya kemudian terdiam. Tak disangka bapak usianya sudah lebih dari 60 tahun, malah punya pemikiran lebih modern daripada saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline