Lihat ke Halaman Asli

Yudha Bantono

TERVERIFIKASI

Pembaca peristiwa

Menikmati "Blooming and Fading" Stephan Spicher di Jepang

Diperbarui: 16 Mei 2019   20:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Stephan Spicher, foto dokpri

Blooming and Fading Stephan Spicher
Mekar dan layu dalam pemaknaan kehidupan

Di  Jepang, hanami adalah tradisi dalam menikmati penampilan bunga Sakura yang telah berusia berabad-abad. Dengan penghormatan terhadap proses pembungaan, orang Jepang merayakan keindahan mekarnya (Blossom) bunga Sakura yang luar biasa.

Tetapi pada saat yang bersamaan mereka juga merenungkan sifat fana mekar di dalam hidupnya sendiri. Sehingga Blossom secara bersamaan adalah sebuah metafora untuk keindahan abadi dan kesementaraan serta sifat fana dari kehidupan.

Salah satu karya Blooming and Fading Stephan Spicher di Noivoi Art Gallery, dokpri

April, sebulan yang lalu saya berkesempatan menikmati musim semi di Nagoya Jepang. April adalah bulan yang selalu dinantikan orang Jepang maupun wisatawan untuk melihat mekarnya Sakura.

Kini di awal Bulan Mei atas undangan Noivoi Art Gallery saya berkesempatan kembali mengunjungi Nagoya. Ada yang hilang dalam waktu sebulan dari mekarnya bunga sakura, karena bunga-bunga itu telah lenyap mengikuti siklus kehidupannya dari muncul, mekar, layu dan gugur.

Menghubungkan siklus mekar, layu serta gugurnya bunga Sakura saya dapat menarik atas pemaknaan pameran Stephan Spicher di Noivoi Art Gallery Nagoya kali ini. Rentetan pameran yang diberi judul "Blooming and Fading" sejatinya telah dipamerkan di beberapa negara, termasuk Indonesia di Sangkring Art Gallery Jogjakarta (Blooming 2013).

Eksplorasi berkarya Stephan di Jepang tidaklah mengherankan bila ditarik benang merah dengan perjalanan berkeseniannya yang sama di Bali sebelumnya.

Bagi siapapun yang telah mengikuti perjalanan pelukis Basel Swiss ini, maka akan memahami evolusi karyanya dari seri Eternal Line sampai Blossom. Nampaknya perjalanan Asia Stephan secara konsisten dan berkelanjutan saya kira adalah bagian dari kecintaannya, sekaligus menjadi dialog penting tentang kebudayaan barat dan timur.

Noivoi Art Gallery, dokpri

Dalam karya terdahulu "Eternal Line" Stephan membicarakan garis abadi  yaitu sebuah garis yang melampaui batas-batas atau keluar ke ruang yang tak berbatas. Melalui garis Stephan ingin membawa publik untuk memahami sedikit lebih banyak tentang keabadian.

Selama beberapa kunjungan kerja di Asia Tenggara dan khususnya di Bali, serta setelah suatu periode pengamatan dan persepsi intensif terhadap bambu, arsitektur sawah dan struktur bunga, Stephan kian berurusan dengan garis dalam berbagai tanaman.

Hasil selanjutnya  Eternal Line dengan kebutuhan batinnya berhasil ditransformasikan kedalam bambu dan bunga mekar. Saat itu saya menyebutnya sebagai metamorfosis yang sangat menakjubkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline