Lihat ke Halaman Asli

Caraku Mencintaimu Edisi "All About You"

Diperbarui: 28 Oktober 2021   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Vergiss es nie: Dass du lebst, war keine eigene Idee,
und dass du atmest, kein Entschluss von dir.
Vergiss es nie: Dass du lebst, war eines anderen Idee,
und dass du atmest, sein Geschenk an dich.

(Jangan pernah lupa, kamu hidup itu bukan karena idemu sendiri
Dan kamu bernafas, bukan kamu yang memutuskan.
Jangan pernah lupa, kehidupanmu adalah ide dari sang Pencipta
Dan kamu bernafas, itu adalah anugerahNya untukmu. )

Dear Cantik,
kamu pasti ingat sepenggal lirik lagu tadi.
Lagu favorit kita. Entah berapa ribu kali atau puluhan ribu kali kita menyanyikannya, dengan suaramu yang merdu dan suara mama yang sering out of tune :)

Jürgen Werth  menuliskan lagu"Du Bist Du" ini,  dengan lirik yang sangat dalam maknanya dan melodi yang sangat indah.

Pertama kali mama mendengarnya langsung jatuh cinta. Waktu itu kamu masih belajar merangkak.
Mama memutarnya berulang-ulang, saat kamu makan, bermain, mencorat coret kertas atau saat pura-pura  bermain biola dengan penggaris dan botol minyak kayu putih.
Memory-mu merekam dengan sempurna melodi dan liriknya.
Dan saat kamu sudah bisa jalan dan kita menyusuri trotoar, tiba-tiba kamu menyanyikannya. Hafal diluar kepala.
Saat kita mengayuh sepeda menyusuri hutan, menyusuri trotoar ke kindergarten, ke playground, ke supermarket  atau saat kita diatas kereta, kamu dengan riang menyanyikannya.
Sekarang kamu bisa menyanyikan dengan begitu merdu diiringi denting suara keyboard papa.

Dear cantik,
saat matahari pagi menerobos kaca jendela, memberikan kecupan selamat paginya dikeningmu.
Saat udara segar memenuhi rongga dadamu, dan mata cantikmu mengerjap-ngerjap, bangun dari mimpi yang indah.
Itu adalah anugerah.
Kita sering lupa, menganggapnya biasa-biasa saja.
Mama juga.
Kita lupa bahwa hal paling sederhana saat kita membuka mata, itu adalah anugerah sang pencipta. 

Bahkan helaan nafas kita pun, tak punya sedikitpun kita kuasa mengendalikannya.  

Vergiss es nie: Niemand denkt und fühlt und handelt so wie du,
und niemand lächelt, so wie du's grad tust.
Vergiss es nie: Niemand sieht den Himmel ganz genau wie du,
und niemand hat je, was du weisst, gewusst.

(Jangan pernah lupa, tak ada seorangpun yang berpikir dan merasa dan bersikap persis sepertimu
Dan tidak ada seorangpun yang bisa tersenyum tepat seperti caramu tersenyum.
Janganlah pernah lupa : tak seorangpun menatap dan mengamati cakrawala tepat seperti kamu menatap dan mengamatinya.
Dan tak seorangpun benar-benar memahami apa yang kau pahami )

Dear Cantik,
suatu kali kamu pernah bertanya pada mama, apakah apa yang kita lihat persis sama dengan yang dilihat orang lain?

Mama memang sudah terbiasa dengan pertanyaan-pertanyaan tak terdugamu yang membuat terpana, sejak kamu masih balita. Pertanyaan yang membuat mama tak bisa serta merta berkata-kata, karena terus terang mama belum pernah memikirkannya. Out of my brain !

Dan kali ini, juga sama.
Mama baru sadar ketika kamu bertanya. Ya, betapa uniknya kita. Bahkan saat melihat obyek yang sama pun, apa yang kita lihat bisa berbeda satu sama lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline