Lihat ke Halaman Asli

Yoyo Setiawan

Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Hari Guru 2021: Hari yang Sepi di Tengah Kegalauan!

Diperbarui: 24 November 2021   23:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Artikel Yoyo Setiawan

Hari Guru 2021 diwarnai dengan pagi yang mendung, semoga tidak ada dengan semangat para guru yang terus bergerak mengisi hari para siswanya dengan ilmu. Walau hampir seharian diguyur hujan, tugas mengajar tidak luntur karenanya. Banyak hal yang akan saya curahkan lewat tulisan kecil kali ini.

Kata guru SD saya, pak Sunar--semoga beliau selalu Allah limpahkan kesehatan-- yang kini sudah berusia 60 tahun, sangat terharu setiap bertemu muridnya yang sudah berhasil! Bukan iri, justru bangga, apa yang beliau ajarkan bisa bermanfaat, sementara dia sendiri tetap hidup dalam kesederhanaannya.  Sepeda motor C70 saat saya sekolah dulu, masih ada sekarang. Bukan tidak mau beli mobil, tapi kalau cukup dengan sepeda motor kenapa tidak? Begitu prinsip hidupnya.

Masih menurut beliau, murid bisa libur tetapi guru tidak boleh "libur" mengajarkan ilmu kepada muridnya. Bagaimana mau libur kalau lingkungan masih butuh ilmunya? Saat pagi berjibaku dengan anak sekolah, saat siang sampai sore bersahabat dengan tetangga dan buruh tani di sawahnya. Dan saat malam hari, masih sibuk dengan anak mengaji di musala dekat rumahnya.

Jadi, ikhlaskan memberi, berlapang dada. Tebarkan kebaikan, apapun itu, berapapun itu dan di manapun kamu berada. Sebab dengan banyak menanam, kelak kau akan menuai. Tak perlu gengsi dengan pekerjaan apapun itu sekarang, karena Tuhan tidak membedakan manusia dari pekerjaannya, tapi dari ketaqwaannya. Salah satu unsur taqwa itu akhlak. 

Berguru kepada guru. Belajar ilmu dan akhlak kepada guru. Guru apapun itu, perlu kita hormati. Dari guru sekolah, guru mengaji bahkan guru "kehidupan" yaitu suka-duka hidup yang mau tidak mau kita hadapi. Dari para guru inilah, kita belajar apa yang namanya sabar, ikhlas dan qanaah (merasa cukup dengan yang ada).

Dan, hebatnya lagi, sang pengajar, tidak iri dengan murid yang lebih segalanya; murid lebih kaya, murid lebih terkenal, murid lebih terpandang di masyarakat. Itu semua tidak membuat sang guru menuntut murid!  Juga guru tidak perlu hingar-bingar ucapan selamat hari guru, karena baginya setiap hari adalah hari guru. Tiada hari tanpa mengajar. Walau hari guru sepi dalam ramainya eliat ekonomi pasca pandemi, amanah guru tetap membara.

---&&&---

Pagak-Malang, 24-11-2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline